Demonstrasi pada Minggu (1/12) terjadi setelah kerusuhan singkat terjadi pada Sabtu (30/11) malam. Kerusuhan itu dipicu penyerangan pedemo terhadap seorang pria yang berusaha membersihkan barikade yang menyulut polisi menembakkan gas air mata.
Dijadwalkan, ada tiga acara berlangsung pada hari ini, termasuk pawai ke konsulat Amerika Serikat untuk berterima kasih kepada pemimpin AS atas kebijakan mendukung demonstrasi tersebut.
Kemudian para pedemo akan melangsungkan aksi pada malam hari yang kembali menyuarakan lima tuntutan mereka, meliputi pemilihan langsung untuk legislatif dan eksekutif pemerintah kota, dan penyelidikan aksi brutal polisi terhadap demonstran.
Kandidat pro-demokrasi Hong Kong sebelumnya menang telak dalam pemilihan dewan distrik pada 24 November lalu.
"Saya hanya ingin mengingatkan kepada semua orang bahwa meskipun ada kemenangan kecil di pemilihan dewan distrik, kita tidak boleh lupa mengapa kita memulai sebuah ini dan kita mesti kembali ke pokok tujuan kita," kata penyelenggara dalam pernyataan di forum LIHKG.
"[Yaitu] merebut kembali Hong Kong, revolusi era kita, lima tuntutan, tak boleh kurang satu pun," lanjutnya.
Pihak kepolisian telah memberikan izin yang disebut "surat tidak keberatan" atas ketiga acara, termasuk sebuah aksi oleh anak-anak dan manula yang berjalan tanpa insiden, dan tetap memaksa para demonstran beraksi dengan damai.
"Saya ingin memohon kepada semua orang untuk tetap terkendali selama acara yang dicakup dalam surat tidak keberatan. Kalau tidak, saya bisa dituduh menghasut kerusuhan," tulis penyelenggara dalam unggahan yang ditulis secara anonim.
Sebelumnya pada Sabtu (30/11) malam, polisi menembakkan tiga peluru gas air mata terhadap pedemo. Aksi tersebut jadi yang pertama kali setelah pemilihan dewan distrik.
Sejak aksi protes di Hong Kong dimulai, aparat kepolisian telah menembakkan lebih dari 12 ribu tabung gas air mata. Hal itu membuat para pedemo wajib mengenakan masker gas. Namun masker itu pula digunakan aparat untuk melakukan penangkapan.
Sebuah video yang diduga diambil pada aksi tadi malam menggambarkan pedemo secara brutal menyerang seorang pria ketika ia berusaha membersihkan barikade.
Kepala kepolisian Tang Ping-keung mengatakan dalam wawancara dengan sebuah radio pada Minggu pagi, bahwa serangan tersebut terjadi di Mong Kok.
"Serangan itu bisa membunuhnya," kata Tang.
Seorang sumber polisi mengonfirmasi bahwa insiden yang terlihat dalam video tersebut muncul di Mong Kok tadi malam dan kini masih dalam penyelidikan.
Kondisi pria yang diserang itu sendiri masih belum jelas. Namun pihak rumah sakit mengatakan tiga orang dibawa tadi malam dengan cedera akibat protes tersebut. Satu orang diperbolehkan pulang, sementara dua lainnya sudah dalam kondisi stabil.
(AFP/end)
from CNN Indonesia https://ift.tt/37QdIO6
via IFTTT