Bulan lalu, Taliban membebaskan Weeks bersama rekannya yang berkewarganegaraan AS, Kevin King, dalam upaya pertukaran tawanan dengan tiga militan Taliban berpangkat tinggi.
Dilansir dari AFP, Minggu (1/12), Weeks menceritakan pengalamannya saat disandera. Pada April 2019 lalu, ia terbangun sekitar pukul 2 malam dan langsung digiring oleh Taliban ke arah terowongan bawah tanah. Kala itu, penjaganya menyebut gangguan berasal dari kelompok afiliasi negara Islam.
"Saya sekarang percaya bahwa itu pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat (Navy SEALs) yang datang untuk menyelamatkan kami. Saat kami tiba di terowongan, kami hanya satu hingga dua meter di bawah tanah. Terdengar dentuman keras di pintu depan," tutur Weeks.
Penjaganya lantas naik ke atas. Tak lama kemudian, ia mendengar banyak suara tembakan."Saya yakin itu Navy SEALs di luar pintu. Saya rasa, mereka datang enam kali untuk mencoba menyelamatkan kami," ujarnya.
Dosen Universitas Amerika di Kabul ini diculik pertama kali oleh Taliban saat ia dalam perjalanan pulang menuju rumah pada Agustus 2016 lalu. Selama dalam penyanderaan, Weeks mengaku tidak pernah putus asa. Namun, kejadian itu telah berdampak besar pada hidupnya.
"Saya berusaha kerja mencari kata-kata untuk mengekspresikan bagaimana peristiwa ini telah benar-benar mengubah saya. Beberapa kali saya merasa kematian saya sudah dekat dan saya tidak akan pernah kembali untuk melihat orang yang saya cintai lagi," ujarnya.
[Gambas:Video CNN] (afp/sfr)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2rGFTyx
via IFTTT
No comments:
Post a Comment