Seperti dilansir CNN, Senin (25/11), insiden itu terjadi pada Jumat pekan lalu. Polisi membekuk pelaku di kota Birmingham sehari kemudian, dan dijerat dengan sangkaan mengganggu ketertiban umum yang bermotif rasial.
Kepolisian setempat menyatakan mengetahui insiden itu akibat video tersebut beredar dengan cepat di media sosial.
Dalam video tersebut, pelaku membacakan ayat-ayat dalam sebuah kitab anti-Yahudi kepada seorang anak laki-laki yang sedang pergi bersama dengan keluarganya. Etnis anak itu dengan mudah diketahui karena mengenakan kipa, topi yang umum dipakai oleh lelaki Yahudi.
Tidak hanya itu, pelaku juga mengancam para penumpang yang berusaha membela sang anak. Namun, seorang Muslimah yang diidentifikasi media setempat sebagai Asma Shuweikh memberanikan diri menghadapi pelaku.
Shuweikh beralasan ia melakukannya karena ia merasa harus menghadapinya ketika menyaksikan intimidasi tersebut.
"Saya ingin lebih banyak orang bergerak dan berkata sesuatu, karena jika semua orang melakukannya, saya pikir kejadian tersebut dapat meluas seperti itu. Menjadi seorang ibu dengan dua anak, saya tahu bagaimana rasanya berada di dalam situasi seperti itu dan saya ingin membantu orang lain jika berada di sana," katanya kepada kantor berita PA.
Di sisi lain, keluarga sang anak yang berada dalam video tersebut tampak tenang selama intimidasi terjadi. Bahkan seorang pria dewasa, diduga merupakan ayah dari anak yang duduk di sebelahnya, merangkul anak tersebut sambil berbisik agar ia mengabaikan pelaku.
Salah satu penumpang kereta yang merekam dan membagikan video tersebut dalam akun Twitter pribadinya, Chris Atkins, mengatakan Shuweikh tampak tegas dan gigih dalam melawan intimidasi pelaku.
"Pada zaman ini, kita diberitahu betapa tidak tolerannya setiap orang dan semua agama yang saling membenci satu sama lain. Sedangkan di sana ada seorang wanita Muslim yang membela anak-anak Yahudi itu," ujar Atkins.
Sebuah jurnal yang diterbitkan pada Agustus lalu menunjukkan laporan terhadap insiden terkait anti-Yahudi di Inggris meningkat pesat pada 2019.
Program amal yang memantau aksi anti-Yahudi di Inggris, Community Security Trust (CST), mengungkapkan setidaknya ada 892 insiden yang tercatat selama enam bulan pertama pada tahun ini. Angka itu 10 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama pada tahun lalu dan merupakan angka tertinggi sejak 1984 silam.
CST bahkan mengungkapkan jumlah laporan yang masuk semakin meningkat selama tiga kali berturut-turun yang menunjukkan tanda bahwa Inggris harus semakin berjuang dalam mengatasi sentimen anti-Yahudi. (fls/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2OEY4fG
via IFTTT
No comments:
Post a Comment