Permintaan maaf itu akan disampaikan sebagai bentuk penyesalan karena gagal menepati janji kepada para pendukungnya.
"Ya tentu saja (meminta maaf)," kata Boris Johnson kepada Sky Nres seperti dilansir AP, Minggu (3/11).
Awalnya, Johnson berencana dan berjanji akan membawa Inggris keluar Uni Eropa pada 31 Oktober dengan atau tanpa perjanjian perpisahan. Hal itu menjadi bagian penting Partai Konservatif yang membuat Boris Johnson 'berkuasa' dalam pemilihan umum beberapa waktu lalu.
Namun, janji tersebut harus diingkari karena anggota parlemen Inggris mendesak Johnson menunda Brexit. Johnson pun terpaksa harus memperpanjang waktu bagi Inggris keluar dari Uni Eropa.
Ia juga telah mengirim surat kepada pemimpin UE untuk meminta penundaan Brexit demi menghindari risiko Inggris keluar tanpa kesepakatan.
UE turut sepakat untuk kembali mengundur tenggat waktu bagi Inggris hingga 31 Januari 2020. Keputusan tersebut merupakan kali ketiga UE mengundur tenggat waktu Brexit.
Brexit seharusnya dilakukan pada 31 Maret yang kemudian diundur menjadi 31 Oktober dan kini awal 2020. Kesepakatan Brexit tak kunjung tercapai karena gesekan politik di Inggris.
Kebuntuan tersebut membuat anggota parlemen Inggris sepakat menggelar Pemilu pada 12 Desember sebagai bentuk dukungan kepada Boris Johnson. Pemilu tersebut adalah pertaruhan bagi Johnson yang memimpin pemerintahan konservatif minoritas.
(DAL/DAL)from CNN Indonesia https://ift.tt/3393jdA
via IFTTT
No comments:
Post a Comment