Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Morgan Ortagus mengatakan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menjatuhkan sanksi setelah sektor konstruksi diidentifikasi telah dikendalikan secara langsung atau tidak langsung oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
"Sanksi terbaru ini akan membantu menjaga pengawasan program nuklir sipil Iran, mengurangi risiko proliferasi, membatasi kemampuan Iran untuk mempersingkat 'jeda' untuk menjadi senjata nuklir, dan mencegah rezim menyusun kembali situs-situs untuk tujuan sensitif," kata Ortagus seperti dilansir AFP.
Sanksi AS terhadap Iran ini berlanjut setelah tahun lalu Trump memerintahkan untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Di samping itu, AS juga mulai menerapkan kembali sanksi unilateral yang berimbas pada kondisi perekonomian Iran.Iran kemudian membalas dengan melanggar perjanjian nuklir hingga sanksi ditarik.
Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memilih Rafael Grossi sebagai kepala pengawas nuklir PBB yang baru.
Grossi ditugaskan untuk memantau kegiatan nuklir Iran dengan memastikan mereka mematuhi ketentuan kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) pada 2015 lalu.
Ortagus mengatakan keputusan untuk melanjutkan pembatasan program nuklir Iran memberi AS wewenang tambahan, termasuk mencegah Iran memperoleh bantuan strategis untuk IRGC yang merupakan sektor konstruksi dan program proliferasi.Iran kemudian tiga kali melakukan aksi balasan sebagai respons penarikan diri AS dari perjanjian nuklir.
Pada 1 Juli lalu Iran mengungkapkan telah meningkatkan persediaan uranium hingga melampaui batas maksimum 300 kilogram yang telah ditentukan oleh kesepakatan tersebut. Seminggu kemudian, Iran kembali mengumumkan telah memperkaya uranium hingga melampaui batas.
[Gambas:Video CNN] (evn)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2C6PkJf
via IFTTT
No comments:
Post a Comment