Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard mengatakan bahwa jika negaranya benar-benar memutuskan mendeklarasikan penembakan itu sebagai terorisme, pelaku dapat diesktradisi ke Meksiko.
"Bagi Meksiko, orang tersebut adalah teroris," ujar Ebrard sebagaimana dilansir AFP.
Namun, Ebrard tak menjabarkan lebih lanjut aturan mana yang memungkinkan Meksiko melakukan langkah tersebut.
Dalam penembakan pada akhir pekan lalu ini, setidaknya enam warga Meksiko juga turut menjadi korban tewas.
Ebrard mengatakan bahwa kementeriannya akan meminta informasi dari pemerintah AS mengenai cara pelaku memiliki senjata yang digunakan dalam aksinya tersebut.
"Penjualan senjata ini sangat krusial. Fakta bahwa warga Meksiko kehilangan nyawanya memaksa kami mengambil langkah hukum," ucap Ebrard.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Meksiko, Jesus Seade, menganggap penembakan itu sebagai tindakan "xenofobia barbar" dan mendesak agar retorika yang memicu perbuatan semacam itu segera dihentikan.
Selama ini, Presiden Donald Trump dikecam karena terus melontarkan retorika yang menimbulkan sentimen anti-imigran.
Retorika semacam ini disebut-sebut menjadi penyebab penembakan massal seperti yang terjadi di El Paso.
Namun, tak lama setelah insiden di Texas ini, Trump menyatakan bahwa penembakan tersebut merupakan tindakan pengecut. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2YIb2jH
via IFTTT
No comments:
Post a Comment