"Dengan perintah ini, tidak boleh ada pergerakan publik, dan semua institusi edukasi juga harus tutup," demikian pengumuman dari pemerintah negara bagian Kashmir sebagaimana dikutip AFP.
Peringatan itu berlanjut, "Akan ada larangan penuh untuk pertemuan publik atau unjuk rasa dalam periode operasi perintah ini."
Menurut jurnalis tersebut, hanya jaringan milik pemerintah yang dapat beroperasi di kawasan kekuasaan India di Kashmir.
Seorang pejabat senior kemudian mengatakan bahwa sekitar 300 petugas daerah dan keamanan memang dibekali telepon satelit untuk memudahkan koordinasi.
"Saya meyakini saya dijadikan tahanan rumah mulai dari tengah malam ini dan proses serupa juga dilakukan terhadap pemimpin lainnya," ujar Omar Abdullah, yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Kepala Jammu dan Kashmir.
Sementara itu, di Ibu Kota Kashmir, Srinagar, warga lokal mengatakan bahwa pasukan pemerintah melemparkan "bom cabai" yang berdampak pada sistem pernapasan mereka.
Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat sejak pekan lalu. Pakistan menuding India menggunakan bom klaster yang menewaskan dua orang di Kashmir.
Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.
India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil. Masing-masing juga menyimpan lebih dari seratus hulu ledak nuklir. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2TbBj52
via IFTTT
No comments:
Post a Comment