"Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah berkomunikasi dengan perwakilan RI di Jeddah untuk memastikan memberikan dukungan terbaik dalam membantu proses pemakaman kiai haji Mbah Moen," ucap pelaksana tugas juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, dalam jumpa pers rutin di kantornya, Selasa (6/8).
Teuku menuturkan Menlu juga telah menghubungi Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen atau yang dikenal dengan Gus Yasin untuk membahas proses pemakaman Mbah Moen. Atas permintaan ahli waris, paparnya, Mbah Moen akan dimakamkan di Tanah Suci.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, itu meninggal ketika tengah menunaikan ibadah haji.
Mbah Moen lahir di Rembang pada 28 oktober 1928. Mbah Moen merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Ayahnya merupakan murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.
Basis pendidikan agama Mbah Moen sangat kuat dipengaruhi dari orang tuanya. Dia meneruskan pendidikan mengajinya di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim. Selain itu, selama di Lirboyo, Mbah Moen juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.
Sosok Mbah Moen sendiri adalah pribadi yang disegani dalam kancah perpolitikan Indonesia. Tak hanya dikenal sebagai seorang kiai yang memimpin pesantren besar, Mbah Moen juga aktif berpolitik melalui PPP.
Di Pilpres 2019, restu Mbah Moen bahkan menjadi rebutan. Kedua kubu, baik pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sama-sama mengklaim telah didukung Mbah Moen dalam pilpres.
Video Mbah Moen bahkan sempat viral saat memanjatkan doa yang kemudian dikenal dengan istilah "Doa Yang Tertukar". Kala itu Mbah Moen didaulat mendoakan Joko Widodo, hanya saja dalam doa itu Mbah Moen justru menyebut nama Prabowo Subianto alih-alih Joko Widodo. (rds/dea)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2YoHVCS
via IFTTT
No comments:
Post a Comment