Serangan terjadi pada Minggu (1/12) di kota kecil Villa Union, sisi utara perbatasan AS-Meksiko. Sekitar 60 orang bersenjata secara membabi buta menembakkan sejumlah bangunan termasuk rumah-rumah warga.
Polisi dan tentara yang datang kemudian terlibat dalam baku tembak yang terjadi pada Sabtu dan Minggu. Laporan yang dirilis pihak berwenang di negara bagian Coahuila, Meksiko mencatat total ada 23 orang tewas dalam baku tembak.
Sementara dua aparatur sipil negara diculik, empat polisi negara bagian dan 17 penyerang dilaporkan tewas.Dilansir AFP, saksi mata di lokasi kejadian mengatakan para pria bersenjata mengenakan lencana bertuliskan Kartel Timur Laut yang dikenal kejam dan kerap menebar teror. Kelompok ini merupakan kartel narkoba yang didirikan oleh pasukan komando korup di negara bagian utara Tamaulipas pada 2010.
Bentrok berdarah yang melibatkan kartel narkoba bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya pada Sabtu (30/11) juga terjadi baku tembak di perbatasan Amerika Serikat yang menewaskan sembilan orang.
Gubernur negara bagian Coahuila, Miguel Angel Riquelme Solis mengatakan empat anggota polisi, dua warga sipil, dan 13 anggota kartel narkoba tewas dalam insiden tersebut.
Baku tembak yang melibatkan kartel narkoba Meksiko turut mencuri perhatian Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang hendak memasukkan mereka ke dalam kelompok teroris. Ia merespons pertanyaan pekerja media konservatif Billy O'Reilly dalam sebuah sesi tanya jawab."Saya tidak ingin mengatakan bahwa saya akan melakukannya, tetapi mereka akan disebut [sebagai kelompok teror]. Saya pasti akan menyebut mereka. Saya telah mengerjakan hal itu selama 90 hari terakhir. Pemberian sebutan bukanlah hal yang mudah, Anda harus melalui sebuah proses dan kita berada dalam proses itu," kata Trump. (evn)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2DJ5Wrw
via IFTTT
No comments:
Post a Comment