
Seperti dilansir AFP, Rabu (20/11), sekitar 100 orang pedemo masih bertahan di kampus PolyU berbekal bom molotov untuk menghadapi polisi. Namun, sebagian mempersiapkan jalan keluar melalui gorong-gorong jika polisi memutuskan menyerbu dan menangkap seluruh demonstran.
Meski demikian, pegawai Universitas China Hong Kong melapor ke polisi sejumlah bahan kimia yang disimpan untuk proses perkuliahan raib. Diduga bahan-bahan itu dicuri demonstran.
"Hal ini menjadi peringatan bagi kita saat universitas di Hong Kong berubah menjadi pabrik senjata. Meski di PolyU kedua belah pihak masih berhadapan, polisi berusaha mencari jalan keluar dengan cara damai," kata perwakilan kepolisian Hong Kong.
Bahan-bahan kimia yang dicuri termasuk larutan konsentrat asam. Zat itu bersifat korosif dan beracun, serta bisa merusak saraf secara permanen jika terkena tubuh manusia.
Dia menyatakan kepolisian Hong Kong akan menggunakan kekuatan penuh untuk membubarkan aksi pendudukan itu sebagai jalan terakhir. Sebab, sampai saat ini sejumlah demonstran masih menolak menyerah.
Di sisi lain, sejumlah pengunjuk rasa menjelajahi gorong-gorong di kampus untuk mencari jalan keluar jika polisi memutuskan menyerbu mereka.
Para demonstran garis keras juga mencoret-coret sejumlah ruangan di kedua kampus itu.
Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mendesak para pengunjuk rasa yang telah menduduki universitas di pusat kota untuk menyerah jika bentrokan selama tiga hari terakhir ingin berakhir secara damai.
Ribuan pengunjuk rasa terutama kaum pelajar mengambil alih kampus PolyU sejak akhir pekan kemarin. Para pedemo bahkan membakar gerbang kampus demi menghalau polisi yang ingin masuk dan mengepung mereka.
Para pengunjuk rasa juga melemparkan bom molotov, batu bata, hingga menembakkan panah terhadap pasukan aparat keamanan di luar kawasan kampus.
Demonstrasi yang telah berlangsung selama hampir enam bulan terakhir di Hong Kong dipicu oleh penolakan warga terhadap Rancangan Undang-Undang Ekstradisi.
Meski pemerintah Hong Kong telah resmi membatalkan RUU itu, para pedemo merasa tak puas dan mendesak Lam mundur.
Akibat situasi yang kian mencekam, mahasiswa China di kampus-kampus Hong Kong juga dikabarkan telah melarikan diri keluar wilayah semi-otonomi itu dengan alasan keamanan. (ayp/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/3343Xbv
via IFTTT
No comments:
Post a Comment