Melalui pernyataan, Komando militer China di wilayah Selatan menuturkan pihaknya telah mengerahkan sejumlah kapal perang untuk memonitor pergerakan dan mengusir kedua kapal AS itu untuk pergi dari perairan kaya sumber daya alam tersebut.
"Baru-baru ini, AS telah menggunakan dalih 'kebebasan bernavigasi' sebagai alasan mengerahkan kapal perang mereka ke Laut China Selatan untuk menimbulkan masalah," ucap pernyataan militer China, Jumat (22/11).
"Kami mendesak AS menghentikan tindakan provokatif dan berisiko semacam ini demi mencegah insiden yang tak diinginkan."
China memang telah sejak lama mengklaim hampir 90 persen wilayah di Laut China Selatan, perairan yang menjadi jalur pelayaran dan perdagangan utama global.
Klaim wilayah itu bertentangan dengan sejumlah negara seperti Taiwan, Vietnam, Thailand, Malaysia, hingga Brunei Darussalam.
Meski klaimnya telah dimentahkan oleh Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA), Beijing berkeras membangun pulau buatan dan menaruh berbagai instalasi militer di Laut China Selatan.
Merespons protes China, Angkatan Laut AS menuturkan pelayaran dua kapal perangnya, USS Wayne E Meyer dan USS Gabrielle, di Laut China Selatan merupakan langkah untuk mempromosikan kebebasan bernavigasi di wilayah itu.
Washington bahkan menuturkan pelayaran seperti itu rutin dilakukan Angkatan Laut AS di Laut China Selatan.
"USS Wayne E Meyer (DDG 108) dikerahkan untuk menantang larangan pelayaran yang diterapkan oleh China, Taiwan, dan Vietnam. Pengerahan kapal itu juga dilakukan untuk menentang klaim China terkait Kepulauan Paracel," ucap juru bicara Armada Angkatan Laut AS Ke-7, Komandan Reann Mommsen, seperti dikutip AFP.
(rds/dea)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2s8Q8f9
via IFTTT
No comments:
Post a Comment