AFP memberitakan bahwa pencabutan status tersebut termaktub dalam dekrit presiden yang dirilis pada Senin (28/10) dini hari.
"Presiden Sebastian Pinera menandatangani dekrit yang menetapkan mulai pukul 00.00 pada Senin, 28 Oktober, status darurat akan dicabut di semua kawasan yang terkena dampak," demikian pernyataan kantor kepresidenan Chile.
Dengan status darurat ini, pemerintah menerjunkan 20 ribu tentara dan personel kepolisian ke ruas-ruas jalan umum.
Rangkaian unjuk rasa ini berawal dari aksi mahasiswa yang memprotes kenaikan tarif kereta bawah tanah. Namun, aksi damai ini kerap berakhir ricuh dan secara keseluruhan sudah menewaskan 20 orang.
Menjabat sejak Maret 2018, Pinera sendiri sudah dua kali merombak kabinetnya karena dianggap tidak efektif meningkatkan perekonomian di Chile.
Di tengah aksi protes besar-besaran ini, Pinera pun mengumumkan sejumlah perubahan kebijakan, mulai dari peningkatan upah dan pensiun minimum hingga pengurangan biaya layanan kesehatan.
"Langkah ini tidak cukup, meski keputusan itu merupakan langkah penting yang tercakup dalam tuntutan rakyat," ujar seorang demonstran, Eduardo Perez.
[Gambas:Video CNN]
Dalam demonstrasi pada Minggu, massa pun menuntut Pinera untuk bertindak lebih. Mereka bahkan mendesak Pinera mundur jika tak sanggup memenuhi tuntutan demonstran.
"Dengar Pinera, pergi saja ke neraka!" teriak sejumlah demonstran di depan istana kepresidenan. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2PsOFd9
via IFTTT
No comments:
Post a Comment