"Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia tengah memberikan bantuan kekonsuleran kepada keluarga tiga warga Australia yang ditahan di Iran. Atas alasan privasi, kami tidak akan berkomentar lebih lanjut," ucap juru bicara Kemlu Australia pada Selasa (10/9).
Pernyataan Kemlu Australia itu muncul setelah koran Inggris, Times, melaporkan bahwa dua perempuan dan satu pria asal Australia ditahan di Iran. Koran tersebut memberitakan keduanya telah ditahan sejak 10 minggu lalu.
Sementara itu, seorang WN Australia lainnya yang ditahan diketahui merupakan dosen salah satu universitas di Negeri Kanguru. Ia juga dikabarkan pernah mengenyam pendidikan di Cambridge University.
Dikutip Reuters, ketiga WN Australia dikabarkan ditahan di dalam penjara yang sama di Teheran. Seorang warga Inggris bernama Nazanin Zaghari-Ratcliffe, juga ditahan di penjara tersebut sejak 2016 atas tuduhan mata-mata.
Selama ini, Australia selalu mengimbau warganya untuk tak melakukan perjalanan ke Iran jika tidak terlalu diperlukan.
Melalui imbauan perjalanan Kemlu Australia, Canberra meminta warga untuk mempertimbangkan kembali kebutuhan dalam melakukan perjalanan ke Iran "karena risiko bahwa orang asing, termasuk warga Australia, dapat ditahan atau ditangkap secara sewenang-wenang."
"Kami tidak dapat menjamin akses ke layanan konsuler atau perwakilan hukum jika Anda ditahan atau ditangkap (di Iran)."
Penahanan ini terjadi ketika ketegangan antara Iran dan negara Barat tengah meningkat menyusul keputusan Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir 2015.
Ketegangan juga terus memburuk terutama setelah AS kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap pemerintahan Presiden Hassan Rouhani tersebut. (rds/has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2IeVlHF
via IFTTT
No comments:
Post a Comment