Melalui pernyataannya di Facebook, Yeo menuturkan dari data yang dia punya menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia harus bertanggung jawab atas kabut asap yang telah mencemari sebagian wilayah Malaysia, terutama di Negara Bagian Sarawak.
"Biarkan data yang berbicara dengan sendirinya. Menteri (Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI) Siti Nurbaya Bakar seharusnya tidak menyangkal," kata Yeo pada Rabu (11/9).
Pernyataan itu diutarakan Yeo menanggapi komentar Siti yang menyebut bahwa kabut asap di Malaysia berasal dari kebakaran hutan di wilayah Negeri Jiran.
Sedangkan Siti menuduh Malaysia menutupi kebakaran hutan yang terjadi di negaranya sendiri.
Siti tak terima Malaysia hanya menyebut asap karhutla yang menutupi Kuala Lumpur hanya berasal dari wilayah Indonesia. Menurutnya, asap karhutla itu juga berasal dari wilayah Malaysia sendiri, seperti Sarawak dan Semenanjung Malaya.
Hasil pemantauan satelit oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan pada 6 sampai 7 September, terjadi peningkatan jumlah titik api di Malaysia (Serawak dan Semenanjung Malaysia) yakni dari 1.038 titik menjadi 1.423 titik.
Siti juga menganggap asap karhutla di Indonesia tidak mungkin sampai ke Negeri Jiran, lantaran arah angin tidak berembus ke arah negara tersebut.
Siti bahkan berencana menulis surat protes kepada Malaysia.
Sementara itu, dalam unggahan Facebooknya, Yeo menautkan data Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) yang menunjukkan bahwa jumlah titik api terbaru di Kalimantan sebanyak 474 dan Sumatera sebesar 387. Sementara itu, titik api di Malaysia tercatat hanya ada tujuh.
Yeo juga memaparkan pantauan ASMC yang menunjukkan bahwa arah angin memungkinkan kabut asap karhutla Indonesia mengarah ke Malaysia.
"Seperti klaim (Siti Nurbaya) bahwa kabut berasal dari Sarawak, lihat saja arah angin. Bagaimana arah angin memungkinkan (menggiring kabut asap ke Malaysia) secara logika?" katanya seperti dikutip The Star. (rds/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Nb9FVo
via IFTTT
No comments:
Post a Comment