Perkiraan ini ditarik dari hasil laporan AirVisual yang dilihat AFP, sayap riset dari perusahaan teknologi penjernih udara asal Swiss, IQAir.
Secara keseluruhan, kadar PM2,5 di Beijing berada di angka 42,6 mikrogram per kubik meter udara pada delapan bulan pertama 2019, menurun 52,8 dari periode yang sama tahun lalu.
"Jika dibandingkan dengan satu dekade sebelumnya, perbedaannya bahkan lebih signifikan. Konsentrasi PM2,5 dalam delapan bulan pertama 2019 berkurang setengah dari periode yang sama pada 2009," tulis AirVisual.
Pemerintah lantas melakukan berbagai strategi untuk menanggulangi polusi ini, termasuk dengan mengurangi konsumsi batu bara dan menutup atau merelokasi pembangkit listrik.
Mereka memasang target penurunan kadar PM2,5 tiap tahun. Sejak 2013, angka polutan itu pun berangsur menurun.
Berkat upaya pemerintah, posisi Beijing menurun ke peringkat 122 dalam daftar kota paling berpolusi di dunia pada 2018. Jika tren ini bertahan, Beijing diprediksi bakal keluar dari daftar 200 kota paling berpolusi.
from CNN Indonesia https://ift.tt/2NakdEj
via IFTTT
No comments:
Post a Comment