"Bangsa kita harus mengecam rasisme, kefanatikan, dan supremasi kulit putih," ujar Trump sebagaimana dikutip AFP, Senin (5/8).
Trump menampik anggapan bahwa aksi penembakan massal terjadi karena pemerintah kurang mengendalikan kepemilikan senjata atau penyebaran ideologi ekstrem.
Nada pernyataan Trump ini dianggap sangat berbeda dengan komentar-komentar sang presiden sebelumnya yang dianggap menyulut sentimen rasial.
"Kita harus menolak bahasa yang keluar dari mulut pemimpin manapun yang menciptakan iklim ketakutan dan kebencian atau menormalkan sentimen rasis," kata Obama.
Keterkaitan antara sentimen rasisme dan penembakan ini kembali mencuat setelah penembakan di El Paso, Texas, yang merenggut setidaknya 20 nyawa pada akhir pekan lalu.
El Paso sendiri merupakan daerah Texas yang berbatasan langsung dengan Meksiko. Kawasan tersebut pun menampung banyak imigran yang menyeberang dari Ciudad Juarez.
Dalam penembakan pada akhir pekan lalu ini, setidaknya enam warga Meksiko juga turut menjadi korban tewas.
Wakil Menteri Luar Negeri Meksiko, Jesus Seade, menganggap penembakan itu sebagai tindakan "xenofobia barbar" dan mendesak agar retorika yang memicu perbuatan semacam itu segera dihentikan. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2YrMmwz
via IFTTT
No comments:
Post a Comment