Kepala Staf Gabungan Korea Selatan melaporkan bahwa kedua proyektil itu ditembakkan ke arah laut pada pagi hari.
Proyektil ini bukan amunisi canggih pertama yang dilontarkan Korut dalam beberapa bulan belakangan.
Sebelumnya, Korut juga menembakkan sejumlah peluru kendali yang memicu peningkatan ketegangan di kawasan, membuat sejumlah pihak khawatir akan kelanjutan negosiasi denuklirisasi.
Namun, Korut mengancam bakal terus melakukan uji coba nuklir jika AS dan Korsel tak menghentikan latihan militer gabungan.
Tekad mereka kian kuat setelah melihat perkembangan belakangan ini, mulai dari pengiriman jet tempur F-35A ke Korsel, kunjungan kapal perang bersenjata nuklir ke pelabuhan Seoul, hingga uji coba rudal balistik oleh Washington.
Menurut Korut, perundingan denuklirisasi tak dapat berjalan beriringan dengan latihan militer. Selama ini, Korut menganggap latihan gabungan AS-Korsel tersebut sebagai upaya untuk menginvasi negaranya.
Setelah pertemuan pertama Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump di Singapura tahun lalu, AS sempat menghentikan latihan militer dengan Korsel agar perundingan berjalan mulus.
Meski demikian, sejak pertemuan pertama itu, hubungan AS dan Korut terus mengalami pasang surut. Relasi kian terpuruk setelah pertemuan kedua Kim dan Trump di Hanoi berakhir tanpa kesepakatan apa pun.
Di tengah ketidakpastian tersebut, Trump tetap ingin menghidupkan perundingan. Ia pun mengajak Kim bertemu di perbatasan Korsel dan Korut pada akhir Juni lalu.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin sepakat melanjutkan perundingan denuklirisasi. Namun kemudian, AS tetap menggelar latihan gabungan dengan Korsel. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Kk4znn
via IFTTT
No comments:
Post a Comment