Gadis kelahiran Jakarta Februari 1996 ini tersenyum ketika ditanya pengalamannya mengikuti ajang Asian Games. .Dia nampak tidak bisa menutupi rasa bangganya menjadi bagian dari salah satu sejarah bangsa, khususnya di cabang olahraga polo air.
Pemain berposisi sebagai back center ini mengaku sangat senang sekali ketika namanya masuk dalam skuat Timnas polo air putri untuk ajang Asian Games 2018.
"Tidak gampang untuk bisa main di Asian Games, dan saat ini saya mendapat kesempatan, ditambah kita menjadi tuan rumah saat ini," kata Fabrika, penghobi nonton televisi ini ketika ditemui di Stadion Aquatik, Senayan, Jakarta.
Ia mengaku, banyak pengalaman yang didapat ketika bertemu dengan negara-negara Asia yang termasuk hebat. "Dari situ saya bisa belajar teknik yang mereka gunakan," ucapnya,
Febrika yang kini masih menempuh pendidikan di Universitas Bakrie itu mengatakan, selama bertanding dan mengikuti event Asian Games banyak menemukan orang-orang baru, serta bisa berbagi cerita.
Seperti diketahui, cabang polo air putri bukanlah cabang favorit untuk merebut medali, namun keikutsertaan timnas polo air putri Indonesia adalah yang pertama kali dalam sejarah di ajang Asian Games 2018.
Kini, perjuangan Timnas polo air putri Indonesia di Asian Games 2018 sudah terhenti, dan harus puas di posisi kelima klasemen akhir di bawah Thailand. Di posisi juru kunci atau terbawah, masih ada timnas Hong Kong, yang selama pertandingan Asian Games 2018 belum pernah meraih kemenangan sama sekali.
Hasil ini, menurut Febrika sudah sangat maksimal mengingat empat tim diatas Indonesia merupakan tim kuat, seperti juara bertahan Asian Games, China, serta tim kuat ASEAN yakni Thailand.
Dengan hasil yang tidak terlalu mengecewakan tersebut, Perempuan berambut sebahu yang juga hobi mendengarkan musik ini berharap ke depannya Timnas polo air putri Indonesia bisa lebih baik lagi, dan fokus pada target event selanjutkan, yakni Sea Games 2019 Filipina.
"Semoga ke depannya kita bisa lebih baik lagi, dan kita sekarang mau fokus untuk Sea Games 2019," katanya.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Dadan Ramdani
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment