Sebelumnya, INSTEX dirancang untuk melindungi perdagangan dengan Iran di tengah pengenaan sanksi Amerika Serikat (AS). Pengenaan sanksi AS terhadap Iran merupakan konsekuensi dari mundurnya AS dari kesepakatan nuklir Iran pada tahun lalu.
Dilansir dari AFP, melalui skema tersebut perdagangan dengan Iran tidak perlu menggunakan dolar AS.
"Sebagai pemrakarsa kepemilikan saham INSTEX, Perancis, Jerman dan Inggris menyambut dengan hangat keputusan Belgia, Denmark, Finlandia, Belanda, Norwegia, dan Swedia, untuk bergabung dengan INSTEX sebagai pemegang saham," seperti dikutip dari pernyataan bersama Perancis, Jerman, dan Inggris yang dilansir dari AFP, Minggu (1/12).
INSTEX yang berbasis di Paris berfungsi sebagai lembaga kliring yang memungkinan Iran terus menjual minyak. Sebagai timbal baliknya, Iran dapat mengimpor produk dari Uni Eropa.Hingga saat ini, belum ada transaksi yang menggunakan sistem tersebut.
Dalam pernyataan tersebut, ketiga negara meyakini masuknya keenam negara akan memperkuat INSTEX. Selain itu, hal tersebut juga menegaskan upaya Uni Eropa untuk memfasilitasi perdagangan antara Uni Eropa dengan Iran.
Melalui INSTEX, Uni Eropa mendesak Iran untuk mematuhi komitmennya dalam perjanjian nuklir yang disepakati pada 2015 lalu.
Dalam perjanjian tersebut, Iran harus membatasi program nuklirnya demi dibebaskan dari sanksi dari Negara Barat.
Namun, sejak AS keluar, Iran telah empat kali mangkir dari komitmennya. Terakhir, pada 4 November lalu, teknisi Iran menyuntikkan gas uranium ke dalam alat pemisah (centrifuge) di fasilitas nuklir bawah tanah di Fordow, selatan Teheran.
Mesin itu sanggup memperkaya uranium hingga 4,5 persen, melewati batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) sebesar 3,9 persen.
(afp/sfr)from CNN Indonesia https://ift.tt/2R4Fn85
via IFTTT
No comments:
Post a Comment