"Jumlah orang yang diyakini dibunuh selama demonstrasi di Iran sejak 15 November sampai saat ini tercatat 208 orang. Data ini berdasarkan laporan yang bisa dipertanggungjawabkan dari sejumlah organisasi," demikian isi pernyataan Amnesty International, seperti dilansir AFP, Selasa (3/12).
Dia mendesak dunia mendesak Irak untuk mengadili seluruh pihak yang bertanggung jawab.
"Seluruh korban meninggal mengalami luka tembak," lanjut isi pernyataan itu.
Menurut Luther, aparat Iran juga menekan keluarga korban supaya tidak berbicara kepada media massa.
"Bahkan keluarga diminta membayar sejumlah uang jika ingin mayat sanak saudara mereka ingin dikembalikan," demikian isi pernyataan itu.
Sampai saat ini pemerintah Iran hanya mengakui lima orang yang meninggal dalam unjuk rasa. Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, juga tidak memberikan data pasti warga yang meninggal dalam demonstrasi menolak kenaikan harga BBM.
"Memang ada beberapa warga yang terluka dan sejumlah properti yang hangus terbakar. Badan keamanan akan menindaklanjuti laporan ini dan menghukum mereka yang bertanggung jawab," kata Larijani.
Menurut Larijani, undang-undang dasar Iran memastikan unjuk rasa adalah hak rakyat. Namun, kata dia, aksi demonstrasi berubah menjadi kekerasan akibat penggunaan senjata api dan senjata tajam.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menuding ada campur tangan Amerika Serikat dibalik unjuk rasa yang berlangsung di Iran selama beberapa waktu terakhir. Demonstrasi itu dipicu oleh pemangkasan subsidi yang menyebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak.
from CNN Indonesia https://ift.tt/2RiA8ld
via IFTTT
No comments:
Post a Comment