Associated Press melaporkan, Rabu (27/11), para pencuri berhasil masuk ke dalam museum dan memecahkan salah satu kotak kaca yang berisi tiga set perhiasan dari era Barok pada Senin dini hari. Perhiasan itu masing-masing terbuat dari beberapa batu permata.
Pejabat Urusan Luar Negeri Daerah Sachsen, Roland Woeller, mengatakan hal itu merupakan peristiwa buruk.
"Ini adalah hari yang buruk bagi warisan budaya Sachsen," katanya.
Kepolisian mendapatkan laporan pencurian pada pukul 05.00 waktu setempat, setelah petugas keamanan museum mengetahui keberadaan dua pencuri di dalam museum melalui pantauan kamera pengintai.
Dari rekaman kamera pengintai menunjukkan ada dua orang berkerudung yang memasuki ruangan pajangan perhiasan dan merusak kotak kaca dengan kapak.
"Keseluruhan kejadian hanya terjadi selama beberapa menit," kata pihak kepolisian.
Kepala kepolisian Dresden, Joerg Kubiessa mengatakan polisi baru hadir beberapa menit setelah para pencuri kabur dengan menggunakan mobil. Mobil itu tidak terdeteksi saat polisi melakukan pencarian di daerah sekitar museum dan di jalan raya terdekat.
Polisi kemudian menemukan mobil Audi A6 yang sesuai dengan deskripsi. Namun, kendaraan itu ditemukan dalam keadaan hangus di sebuah tempat parkir bawah tanah di Dresden.
Selain mobil pelaku, penyidik menduga adanya kebakaran pada kotak listrik di persimpangan dekat museum yang menyebabkan lampu jalan mati saat pencurian. Hal ini diperkuat dengan dampak pasca kebakaran dengan matinya lampu di depan jendela museum sehingga mereka bisa masuk ke dalamnya, melewati pagar pengaman, dan masuk ke dalam Ruang Perhiasan dengan mudah.
Berdasarkan keterangan petugas museum, tiga set perhiasan yang dicuri itu terdiri dari beberapa bros, kancing pakaian, gesper, dan beberapa barang lainnya. Pengurus museum, Dirk Syndram, menekankan koleksi tersebut memiliki nilai budaya yang tidak ternilai.
"Tidak ada koleksi lain di Eropa yang memiliki sejumlah perhiasan maupun beberapa set perhiasan yang telah disimpan dalam bentuk seperti ini dan memiliki jumlah yang sama. Nilainya ada pada ansambel tersebut," ujarnya.
Pengurus Koleksi Seni Daerah Dresden, Marion Ackermann, menyatakan nilai barang-barang yang dicuri itu tidak dapat dijabarkan.
"Kami tidak dapat memberikan jumlahnya karena barang-barang itu tidak mungkin dijual. Nilai material tidak mencerminkan makna sejarah [di dalamnya]," katanya.
Kasus itu telah mengundang respon dari Gubernur Sachsen, Michael Kretschmer, dalam sebuah unggahan dalam akin Twitter pribadinya.
"Ini tidak hanya Koleksi Seni Daerah yang dicuri, tetapi [sejarah] kami [sebagai warga] Saxons. Seseorang tidak dapat memahami sejarah Sachsen tanpa adanya Green Vault," ujarnya.
Woeller menjamin bahwa para penyidik akan berusaha memburu pelaku dan mendapatkan kembali perhiasan yang dicuri.
Green Vault merupakan museum yang didirikan pada 1723 oleh Augustus II dari Sachsen atau dijuluki sebagai Augustus yang Kuat. Hingga kini, museum tersebut mengoleksi sekitar empat ribu benda-benda berharga yang terbuat dari emas, batu permata, dan lainnya dan dipajang di Istana Kerajaan Dresden.
Ruangan pameran yang ada dalam museum itu berfokus pada harta karun yang sebagian di antaranya terbuat dari beberapa permata, gading, perak, dan batu ambar.
Salah satu barang yang paling terkenal dan berharga di sana ialah Berlian Hijau Dresden yang belakangan ini sedang dipinjam untuk keperluan pameran bersama beberapa barang berharga lainnya oleh Museum Seni Metropolitan di New York, Amerika Serikat. Berlian hijau 41 karat itu didapat oleh Augustus III, anak dari Augustus II pada 1742.
Pihak museum menuturkan pembelian berlian itu setara dengan 400 ribu koin thaler, lebih besar dibanding harga pembangunan gereja mewah Frauenkirche di Dresden sebesar 288 ribu koin thaler pada periode yang sama. (fls/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2L1k0R6
via IFTTT
No comments:
Post a Comment