Kabar ini pertama kali tersebar melalui sejumlah pemberitaan di media-media China dan Hong Kong. Surat kabar South China Morning Post bahkan sudah melaporkan bahwa pencabutan itu bakal diumumkan pada hari ini, Rabu (4/9).
Pengumuman pembatalan RUU ini sendiri belum diketahui bakal membantu meredakan ketegangan di Hong Kong atau tidak.
Namun, tak lama setelah kabar ini beredar, indeks saham Hong Kong meningkat 3,3 persen. Indeks properti juga melonjak 6 persen.
Para demonstran tak terima karena menganggap sistem peradilan di China kerap kali bias, terutama jika berkaitan dengan Hong Kong sebagai wilayah otonom yang masih dianggap bagian dari daerah kedaulatan Beijing.
Berawal dari penolakan RUU ekstradisi, demonstrasi yang kerap berujung ricuh itu pun berkembang dengan tuntutan agar Carrie Lam mundur dan melepaskan Hong Kong dari China.
Di tengah kisruh ini, Carrie sebenarnya sudah mengindikasikan pembatalan RUU ekstradisi tersebut. Namun, Carrie hanya menyatakan bahwa pembahasan RUU itu "sudah mati" tanpa menyebut secara lugas mengenai "pencabutan" rancangan legislasi tersebut.
Massa tidak puas dengan pernyataan Carrie itu dan menuntut agar RUU itu benar-benar dicabut dari program pembahasan parlemen. Mereka pun bertekad akan terus menggelar aksi. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2HK8Z59
via IFTTT
No comments:
Post a Comment