Seperti dilansir Associated Press, Kamis (5/9), dua wilayah yang paling terdampak Badai Dorian di daerah itu adalah Pulau Abaco dan Pulau Grand Bahama. Menurut data Kementerian Kesehatan Bahama, 17 korban meninggal ditemukan di Abaco, dan tiga dari Grand Bahama.
Warga yang sebelumnya bersembunyi di ruang bawah tanah atau pengungsian mulai kembali ke kediaman mereka, yang sebagian besar rusak parah.
Jalanan juga masih terendam banjir dan lumpur akibat badai. Reruntuhan rumah dan pepohonan juga melintang sehingga menyulitkan akses untuk memberi bantuan.
"Saya kehilangan segalanya. Semua pakaian anak dan bayi saya hilang. Kami tidak punya tempat tinggal lagi. Kami tidak tahu harus tinggal di mana. Semuanya musnah," kata seorang warga setempat, George Bolter.
Pemerintah Bahama kini mengirim ratusan polisi, marinir, dokter serta perawat untuk membantu korban dan melakukan penanggulangan dampak Badai Dorian.
Sejumlah bantuan asing juga mulai berdatangan. Mulai dari Korps Penjaga Pantai Amerika Serikat, Angkatan Laut Inggris, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah Internasional.
Badai Dorian menyapu Bahama dengan kecepatan 295 kilometer per jam dan mengakibatkan hujan deras di Abaco dan Grand Bahama. Lokasi wisata pesisir itu kini hancur lebur.
Kini Badai Dorian menjauh dari Bahama dan mendekat ke kawasan pesisir Florida, Amerika Serikat. Meski kecepatan anginnya kini tercatat menurun menjadi 165 kilometer per jam, tetapi tetap berbahaya.
Empat pemerintah negara bagian AS, yakni Florida, Georgia, dan North serta South Carolina mengungsikan sekitar 3 juta penduduknya.
Badai itu mendekat ke wilayah AS dengan laju 15 kilometer per jam. Sedangkan luas pusarannya sekitar 110 kilometer dari mata badai. (ayp/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZFZNc3
via IFTTT
No comments:
Post a Comment