Aktivis lingkungan berusia 16 tahun asal Swedia itu memarahi para pemimpin negara anggota PBB yang hadir di pertemuan itu dalam pidatonya selama empat setengah menit. Dalam pidato itu Thunberg beberapa kali menyebut "how dare you".
Aktivis lingkungan Greta Thunberg. (AP Photo/Jason DeCrow)
|
"This is all wrong. I should not be up here. I should be back in school on the other side of the ocean, yet you all come to us young people for hope. How dare you! You have stollen my dream and my childhood with your empty words and yet i am one of the lucky ones," kata Thunberg dalam pidatonya dengan nada geram.
"People are suffering. People are dying. Entire ecosystems are collapsing. We are in the beginning of a mass extinction and all you can talk about is money and fairytales of eternal economic growth? How dare you!"
Meski terlihat tak cukup kuat menggerakkan para pemimpin dunia yang hadir dalam UN Climate Summit, pidato Thunberg itu dinilai menjadi salah satu momen besar kampanye perubahan iklim.
Thunberg mulai dikenal akan gerakannya ketika menggelar demo perubahan iklim di Stockholm pada Agustus 2018 lalu. Seorang diri, Thunberg mencetuskan gerakan bolos sekolah untuk berdemo tentang perubahan iklim.
Aksinya yang menjadi viral di media sosial itu dengan cepat menarik dukungan dari berbagai belahan dunia. Satu tahun setelahnya, berbagai anak-anak di sejumlah negara bergabung dalam demonstrasi tersebut.
Pihak berwenang New York bahkan mengizinkan 1,1 juta pelajar di kota tersebut untuk bolos demi mengikuti berdemo.
"Dia telah melakukan sesuatu yang tidak biasa, demo bolos sekolah. Kita tahu bahwa sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi anak-anak di seluruh dunia," kata Direktur Eksekutif Greenpeace International, Jennifer Morgan, seperti dikutip AFP, Rabu (25/9).
Morgan mengatakan Thunberg menyampaikan pidatonya dengan sangat baik dan tegas. Menurut Morgan, pernyataan Thunberg dalam pidato itu adalah keluh kesah banyak orang.
Pidato Thunberg tak hanya berisi keluhan atau amarah, tapi juga menyertakan sejumlah data ilmiah yang menguatkan argumen bahwa dunia benar-benar sekarat.
Sejumlah anggota tim Thunberg menuturkan anak gadis itu telah berkonsultasi dengan sejumlah ilmuwan dunia seperti Johan Rockstrom, Stefan Rahmstorf, Kevin Anderson, Jean-Pascal van Ypersele, dan Glen Peters sebelum menulis pidatonya tersebut.
Melalui akun Facebooknya, Thunberg juga menegaskan bahwa kampanye selama ini murni gagasan dan keinginan diri sendiri. Ia membantah kampanye lingkungan selama ini disokong oleh suatu pihak tertentu.
"Tidak ada yang berada 'di belakang' saya kecuali diri saya sendiri," tulis Thunberg. (rds/dea)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2lyMesS
via IFTTT
No comments:
Post a Comment