Duta Besar RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, menuturkan uang santunan itu telah diterima KBRI di Riyadh dari Raja Salman, melalui Penasehat Hukum Deputi Konsuler Kementerian Luar Negeri Kerajaan Saudi, Mohammad Alshammeri.
"(Puluhan miliar santunan itu) terdiri dari 35 lembar cek yang terdiri dari dua nominal. Nominal pertama sebesar US$133 ribu (Rp1,8 miliar) untuk korban luka berat dan nominal kedua sebesar US$266 ribu (Rp.3,7 milyar) untuk korban meninggal dan korban cacat permanen," kata Agus melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com pada Senin (2/9).
Agus mengatakan santunan tersebut akan diberikan kepada 36 WNI yang menjadi korban insiden crane. Jumlah itu ditentukan dari hasil verifikasi yang melibatkan tim forensik dan DVI.
Agus menuturkan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama di bakal berkoordinasi untuk menyelesaikan masalah administratif pemberian santunan-santunan tersebut.
"Total menjadi lengkap ada 36 cek. (Soal pemberian) dan detailnya bisa tanya ke Kemlu, " kata Agus.
Musibah crane ambruk terjadi pada 11 September 2015 dan menjadi insiden paling mematikan selama pelaksanaan ibadah haji selama ini.
Otoritas Saudi sempat menahan 13 orang yang diduga bertanggung jawab atas insiden tersebut, termasuk sang kontraktor Bin Ladin. Namun, pada sidang Oktober 2017 lalu, belasan tersangka itu dibebaskan hakim setelah menilai bahwa tidak ada unsur pidana dalam kasus ini.
Pengadilan memutuskan insiden crane tersebut murni bencana alam akibat badai besar yang terjadi di Mekkah.
Agus menuturkan Indonesia menjadi negara pertama yang menerima santunan dari Saudi setelah proses yang cukup panjang selama empat tahun terakhir.
"Cek senilai US$6,13 juta ini bukan sebagai diyat ataupun ganti rugi, namun merupakan murni santunan dan perhatian besar Raja Salman terhadap para korban musibah robohnya crane," ujar Agus. (rds/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2lLwF0N
via IFTTT
No comments:
Post a Comment