"Kami berharap Anda dapat mengekspresikan kekhawatiran tentang situasi kacau yang kami alami dan akan menyampaikan berbagai tuntutan kami kepada pemerintah China selama kunjungan Anda di China," tulis Joshua dalam surat terbuka di harian Bild.
Dalam surat itu, Joshua menganggap Merkel mengerti situasi di Hong Kong karena pernah tinggal di Jerman Utara kala masih menjadi wilayah komunis.
Wong dan para warga Hong Kong yang tergabung dalam German Concern Group menekankan bahwa mereka dan Merkel memiliki prinsip demokrasi yang sama.
Para demonstran juga berpendapat bahwa mereka sedang menghadapi "rezim diktator" pelaku kekerasan yang mengarah pada bentuk baru pembantaian seperti insiden di Lapangan Tiananmen.
Merkel akan memulai lawatan ke China bersama delegasi bisnis besar selama tiga hari pada Kamis mendatang. China sendiri merupakan mitra perdagangan utama Uni Eropa.
Belakangan, China menjadi sorotan di tengah unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong yang kerap berujung ricuh sejak awal Juni lalu.
Aksi demonstrasi ini awalnya memang menjadi wadah untuk menyuarakan penolakan warga atas pembahasan RUU ekstradisi yang memungkinkan tersangka satu kasus di Hong Kong diadili di wilayah lain, termasuk China.
Para demonstran tak terima karena menganggap sistem peradilan di China kerap kali bias, terutama jika berkaitan dengan Hong Kong sebagai wilayah otonom yang masih dianggap bagian dari daerah kedaulatan Beijing.
Berawal dari penolakan RUU ekstradisi, demonstrasi itu pun berkembang dengan tuntutan untuk agar Carrie Lam mundur dan melepaskan Hong Kong dari China. (fls/has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZK2Xrd
via IFTTT
No comments:
Post a Comment