Menurut Javad Zarif, para sekutu AS terlalu "malu" untuk bergabung.
"Hari ini Amerika Serikat sendirian di dunia dan tidak dapat membuat koalisi. Negara-negara teman-temannya terlalu malu berada dalam koalisi dengan mereka," kata Zarif dalam konferensi pers di Teheran, Senin (5/8) dikutip dari AFP.
"Mereka membawa situasi yang merugikan diri mereka sendiri, dengan melanggar hukum, dengan menciptakan ketegangan dan krisis."
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat semakin meningkat setelah Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran, Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang disepakati pada 2015 lalu.
Ketegangan terus meningkat setelah pemerintahan Trump meningkatkan kampanye "tekanan maksimum" melawan Iran.
Kemudian Iran melakukan aksi balasan Iran dengan menembak jatuh pesawat nirawak (drone) pengawas milik AS, serta penyitaan kapal-kapal tanker asing di kawasan Teluk.
Sebagai tanggapan, AS berupaya membentuk koalisi yang disebut Operasi Sentinel untuk menjamin kebebasan navigasi di perairan Teluk yang strategis.
Zarif sendiri menolak undangan Trump untuk bertemu di Gedung Putih. Zarif mengaku menolaknya meskipun ada ancaman sanksi.
"Saya diberitahu di New York bahwa saya akan dikenakan sanksi dalam dua minggu kecuali saya menerima tawaran itu, yang untungnya saya tidak melakukannya," kata dia.
Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap Zarif pada Rabu lalu. Sanksi itu membuat Zarif tidak bisa mempunyai properti atau hal-hal lain di AS.
(dea)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2OFTmBx
via IFTTT
No comments:
Post a Comment