Seorang pejabat senior India mengatakan setidaknya 100 warga sipil, 300 personel polisi, dan 100 pasukan paramiliter terluka dalam serangkaian protes tersebut.
Sumber tersebut menuturkan otoritas India terus berupaya membendung demo dan kekerasan yang hingga saat ini belum berhasil meredam protes.
Situasi yang tak kunjung membaik di Kashmir ini disebut membuat sejumlah aparat keamanan India mulai resah.
Pencabutan status istimewa Kashmir dilakukan menyusul bentrok antara tentara India dan kelompok militan di wilayah itu sekitar akhir Juli lalu. Insiden itu menewaskan empat personel India dan tiga anggota militan.
Sumber tersebut menuturkan pemblokiran internet dan sambungan komunikasi di Kashmir membuat pasukan keamanan India kesulitan mendapatkan informasi tentang situasi dan kondisi di desa-desa di wilayah itu.
Seorang reporter AFP di Kota Srinagar, kota terbesar di Jammu dan Kashmir, mengatakan warga menolak beraktivitas seperti biasa sebagai bentuk aksi protes.
Meski otoritas telah membuka sejumlah toko dan sekolah di Kashmir, para pelajar masih enggan bersekolah. Para pedagang juga memilih untuk tetap menutup toko-tokonya sampai situasi benar-benar kondusif.
Setidaknya 4.000 orang telah ditahan di Kashmir sejauh ini termasuk pengusaha, akademisi, aktivis, hingga politikus lokal. Namun, beberapa tahanan dilaporkan telah dibebaskan.
Secara terpisah, seorang sumber lainnya menuturkan setidaknya 1.350 pengunjuk rasa yang digambarkan polisi sebagai "pelempar batu" saat demo juga sudah diciduk sejak 5 Agustus lalu. (rds/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/30NAQsQ
via IFTTT
No comments:
Post a Comment