"Kami ingin menegaskan kepada kelompok kecil yang amoral dan para pelaku kekerasan dan pasukan kotor di belakangnya bahwa mereka yang bermain api akan binasa karenanya," ujar juru bicara Kantor Kabinet China untuk Urusan Hong Kong dan Macau, Yang Guang, seperti dilansir AP.
Melanjutkan pernyataannya, Yang berkata, "Jangan pernah salah menilai situasi dan salah mengartikan sikap kami untuk menahan diri sebagai kelemahan."
"Untuk hukumannya, hanya tinggal tunggu waktu," katanya.
Selama ini, China memang belum mengambil tindakan keras, hanya retorika keras untuk meredam demonstrasi di Hong Kong.
Namun kini, mulai tersebar sejumlah spekulasi yang menyebutkan bahwa pemerintah China akan mengerahkan militer untuk memecah massa.
Regulasi itu memungkinkan tentara China yang sudah disiagakan di Hong Kong untuk membantu "menertibkan publik" atas permintaan pemerintah setempat.
Tentara China di Hong Kong sendiri sudah merilis video yang merekam latihan operasi peredaman massa. Sebagian demonstran dalam latihan itu terlihat memakai masker dan helm pekerja konstruksi, layaknya yang dikenakan para pengunjuk rasa Hong Kong.
Hong Kong saat ini terus terperosok ke dalam krisis politik terburuk akibat demonstrasi yang memanas sejak awal Juni lalu.
Awalnya, para demonstran menuntut pemerintah membatalkan pembahasan rancangan undang-undang ekstradisi yang memungkinkan tersangka satu kasus diadili di negara lain, termasuk China.
Para demonstran tak terima karena menganggap sistem peradilan di China kerap kali bias, terutama jika berkaitan dengan Hong Kong sebagai wilayah otonom yang masih dianggap bagian dari daerah kedaulatan Beijing.
Berawal dari penolakan rancangan undang-undang ekstradisi, demonstrasi itu pun berkembang dengan tuntutan untuk membebaskan diri dari China. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2M3DFSM
via IFTTT
No comments:
Post a Comment