"Kami akan melakukan apa yang biasa kami lakukan terhadap teroris di negara ini yang harus disertai dengan proses peradilan yang pasti," ujar jaksa Texas, John Bash, seperti dilansir Reuters.
Keterangan Bash sejalan dengan pernyataan Gubernur Texas, Greg Abbott, yang menyebut bahwa aparat menduga insiden ini merupakan kejahatan berlandaskan kebencian.
Dugaan ini mencuat setelah kepolisian menemukan manifesto yang dituliskan pelaku. Manifesto tersebut mengindikasikan pelaku menjalankan aksi mematikannya tersebut atas dasar rasial.
El Paso sendiri merupakan daerah Texas yang berbatasan langsung dengan Meksiko. Kawasan tersebut pun menampung banyak imigran yang menyeberang dari Ciudad Juarez.
Wakil Menteri Luar Negeri Meksiko, Jesus Seade, menganggap penembakan itu sebagai tindakan "xenofobia barbar" dan mendesak agar retorika yang memicu perbuatan semacam itu segera dihentikan.
Selama ini, Presiden Donald Trump dikecam karena terus melontarkan retorika yang menimbulkan sentimen anti-imigran.
Retorika semacam ini disebut-sebut menjadi penyebab penembakan massal seperti yang terjadi di El Paso.
Namun, tak lama setelah insiden di Texas ini, Trump menyatakan bahwa penembakan tersebut merupakan tindakan pengecut. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZGlJ3T
via IFTTT
No comments:
Post a Comment