Seperti dilansir AFP, Selasa (30/7), Kepolisian Gilroy sampai saat ini belum mengetahui alasan Legan melakukan penembakan. Sebab polisi keburu menembaknya hingga meninggal di tempat.
Saat itu dia sempat mengunggah gambar sebuah buku berjudul 'Right is Might' yang populer di kalangan kelompok supremasi kulit putih. Dia bahkan sempat mengunggah situasi festival tiga menit sebelum menembaki para pengunjung.
"Ayyy waktunya festival garlic. Harganya terlalu mahal," tulis Legan di akun Instagram yang saat ini sudah dihapus.
"Kami masih mencari jejak tersangka kedua, tetapi kami belum tahu apakah dia juga ikut menembaki atau tidak," kata Kepala Kepolisian Gilroy, Scot Smithee.
Menurut Scot, Legan membeli senapan AK-47 di Nevada secara sah. Dia langsung mengerahkan anak buahnya menggeledah rumah pelaku.
Pengunjung yang meninggal terdiri dari seorang bocah berusia enam tahun, seorang remaja putri berumur 13 tahun dan lelaki berusia 20 tahun.
Sedangkan satu korban saat ini sedang dalam keadaan kritis. Kemudian mereka yang terluka mencapai 11 orang berusia antara 12 sampai 69 tahun.
Kejadian ini menambah panjang deretan penyalahgunaan senjata api di Negeri Paman Sam. Tahun ini tercatat 300 orang meninggal akibat penembakan di sejumlah tempat di AS. (ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Zmbh10
via IFTTT
No comments:
Post a Comment