Pages

Monday, December 2, 2019

Skandal Pembunuhan Jurnalis, PM Malta Janji Mundur

Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, menyatakan akan mundur dari jabatannya pada Januari 2020. Dia menyatakan akan lengser karena desakan masyarakat karena lambannya penyidikan kasus pembunuhan wartawati, Daphne Caruana Galizia, akibat bom mobil dua tahun silam, usai menulis soal skandal korupsi yang melibatkan sejumlah pejabat tinggi negara dan pengusaha.

Seperti dilansir Associated Press, Senin (2/12), Muscat menyampaikan keputusannya dalam pidato kenegaraan yang disiarkan pada Minggu malam waktu setempat. Dia menyatakan sudah memberi tahu Presiden Malta akan mundur dari kepala pemerintahan pada 12 Januari mendatang.

"Sebagai perdana menteri, saya menjanjikan dua tahun lalu akan mengungkap kasus pembunuhan Daphne Caruana Galizia, hari ini saya di sini untuk menyampaikan saya akan memenuhi janji. Keadilan sudah ditegakkan," kata Muscat.

Sebelum menyampaikan pidato, sekitar 20 ribu penduduk Malta berunjuk rasa di gedung pengadilan di Ibu Kota Valleta mendesak Muscat turun dari jabatannya.

Muscat menyatakan aparat sebelumnya sudah menangkap tiga orang yang dianggap terlibat dalam pembunuhan Daphne. Baru-baru ini polisi menangkap pengusaha ternama di Malta, Yorgen Fenech, karena disangka menjadi dalang dan merancang pembunuhan Daphne.

Akan tetapi, Fenech menyangkal seluruh sangkaan itu. Di sisi lain, mantan kepala staf perdana menteri Keith Schembri diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Daphne. Sebab, Daphne turut menyinggung nama Schembri dalam laporan investigasi Panama Paper.

Schembri yang mengundurkan diri pekan lalu sempat ditangkap, tetapi kemudian dibebaskan. Dia juga membantah seluruh sangkaan.

[Gambas:Video CNN]

Daphne membeberkan dugaan korupsi yang terjadi di negara anggota Uni Eropa itu. Sebab, Malta dianggap sebagai salah satu negara surga pajak.

Akibat laporannya, Daphne digugat sejumlah pihak termasuk pemerintah. Sebagian masyarakat mendukung Daphne tetapi yang lain keberatan.

"Saya sangat menyesal orang yang membantu proses demokrasi di negara ini, terlepas dari baik dan buruk, dibunuh dengan cara brutal. Kesedihan dan kemarahan akibat kejadian ini tidak mungkin dihapus. Namun, tidak boleh ada ada satu pihak yang membenarkan pembunuhan itu," kata Muscat.

Oposisi menganggap pidato Muscat menggambarkan dia sama sekali tidak memahami amarah rakyat terhadap perkara ini.

"Dia (Muscat) tidak tahu apa artinya tanggung jawab politik. Dia tidak memahami pembunuhan terhadap Daphne Caruana Galizia adalah akibat bebalnya lembaga negara," kata Ketua Partai Nasional, Adrian Delia.

Keluarga mendiang Galizia menyatakan sikap Muscat tidak akan menyelesaikan masalah. Termasuk soal wabah korupsi, kolusi serta nepotisme antara politikus dan pengusaha yang sudah mengakar.

"Rakyat akan turun ke jalan lagi esok," kata anak mendiang, Matthew Caruana Galizia.

Galizia meninggal karena ledakan bom mobil yang diletakkan di kendaraannya. Insiden itu terjadi tidak jauh dari kediamannya dan disaksikan salah satu anaknya. (ayp/ayp)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2P2p5Ko
via IFTTT

No comments:

Post a Comment