"Kami memang menghentikan operasi di kawasan timur laut Suriah. Jika kami melihat teroris YPG/PKK, kami tak akan segan mengambil tindakan untuk menghabisi mereka," ujar Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, seperti dikutip AFP, Selasa (29/10).
Saat ini, Turki memang sudah menghentikan gempuran ke pasukan Kurdi di Suriah setelah mereka mencapai kesepakatan gencatan senjata yang diinisiasi Amerika Serikat.
Pasukan Kurdi keluar dari kawasan tersebut sebelum tenggat waktu berakhir. Turki pun memutuskan untuk tidak melakukan serangan lagi.
Keputusan ini diambil setelah Erdogan menyatakan bahwa Turki mencapai kesepakatan "bersejarah" dengan Rusia. Melalui perjanjian itu, kedua negara sepakat bekerja sama menjaga perbatasan antara Turki dan Suriah dari kehadiran milisi Kurdi, yang selama ini dianggap teroris oleh Ankara.
[Gambas:Video CNN]
Selama ini, kelompok-kelompok Kurdi memang terus menyerukan separatisme di Turki. Namun di Suriah, salah satu milisi Kurdi bekerja sama dengan AS untuk mendepak ISIS.
Hubungan AS dan Turki pun sempat memanas setelah Erdogan memutuskan untuk menggempur SDF di Suriah dua pekan lalu. Trump sebenarnya memberikan lampu hijau.
Namun setelah dikritik Kongres, Trump berbalik mengecam Turki. Ia lantas mengirimkan wakilnya ke Turki untuk membahas gencatan senjata yang akhirnya berhasil. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/34nxNJh
via IFTTT
No comments:
Post a Comment