Insiden itu terjadi pada pada Sabtu (28/9) pekan lalu. Dilansir Asia One, Selasa (1/10), ibu korban baru mengetahui kejadian tersebut saat datang menjemput anaknya.
Dia melihat telinga kiri sang anak luka. Setelah sang anak menceritakan kejadian itu, dia kemudian melapor ke kantro kepolisian terdekat.
Direktur Departemen Pendidikan Negara Bagian Sabah, Dr. Misterine Radin, mengonfirmasi telah menerima laporan seorang guru yang melukai seorang siswa.
"Kami telah menerima laporan mengenai adanya guru yang telah melukai telinga seorang siswa menggunakan stapler dengan alasan pendidikan," katanya dalam penutupan Kursus Profesionalisme Guru Pendidikan Khusus.
Menteri Pendidikan dan Inovasi Kota Sabah, YB Datuk Dr Yusof B. Yacob, menyatakan kasus penggunaan stapler untuk menertibkan anak belum pernah terdengar sebelumnya.
Ia kemudian menegaskan bahwa seharusnya guru sebagai pendidik dapat memahami masalah muridnya dan dapat memperlakukan mereka seperti anggota keluarga.
Menurut keduanya, pemberian hukuman hanya bisa dilakukan untuk pendidikan dan hukuman yang melukai siswa bisa berdampak pada perkembangan kejiwaan anak.
"Bisa dipastikan bahwa guru tersebut akan dikirim untuk diberikan konseling," ujar Dr. Radin.
Kasus penganiayaan guru terhadap murid di Sabah seperti ini bukan yang pertama kali terjadi, setelah departemen pendidikan pernah mendapatkan sebuah laporan kasus serupa pada tahun ini.
Pada 2010 silam, seorang guru SD di Serawak dilaporkan memberi hukuman keras serupa kepada seorang siswa yang terlalu berisik di dalam kelas. Akibatnya, siswa tersebut mengalami trauma hingga tidak mau datang ke sekolah setelah kejadian tersebut. (fls/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2mL5RP4
via IFTTT
No comments:
Post a Comment