Seperti dilansir Associated Press, Kamis (31/10), menurut perwakilan kepolisian setempat, Deputi Komisioner Jamil Ahmed, menyatakan ledakan terjadi akibat ledakan sebuah kompor. Sebab di Pakistan sudah lazim penumpang yang tidak membawa banyak uang memasak makanan di atas kereta dengan membawa kompor pribadi.
Padahal hal itu sudah dilarang. Dia mengatakan petugas tidak tahu ada penumpang yang membawa kompor.
Apalagi kondektur sulit mengawasi seluruh gerbong ketika dalam kondisi penuh sesak.
Menurut Menteri Kereta Api Pakistan, Syaikh Rashid Ahmad, saat itu kompor yang meledak adalah milik rombongan Jemaah Tabligh yang sedang menumpang di kereta itu. Api itu menyambar minyak goreng yang dibawa dan tertiup angin saat kereta melaju.
Api semakin membesar dan merambat ke sejumlah gerbong saat mendekati Kota Liaquatpur, Punjab.
Kereta itu berangkat dari Karachi, Provinsi Sindh, menuju Rawalpindi.
Menurut perwakilan badan darurat setempat, Kaleem Ullah, sebanyak 43 orang cedera dalam kejadian itu. Bahkan, 11 di antaranya dalam kondisi kritis.
Nekat Melompat
Sejumlah penumpang yang selamat dan menjadi saksi hidup menyatakan bersyukur tidak menjadi korban. Namun, mereka mengingat detik-detik mengerikan ketika seluruh penumpang panik untuk menyelamatkan diri.
"Kami mendengar teriakan bersahutan dan tangisan orang-orang yang meminta tolong," kata salah satu penumpang yang selamat, Chaudhry Shujaat.
Shujaat menumpang kereta itu bersama sang istri dan kedua anaknya. Dia bahkan sempat berpikir tidak akan selamat.
"Gerbong di depan saya sudah berkobar. Saya pikir saya bakal mati. Saya merasa sangat tidak berdaya," ujar Shujaat.
Menurut saksi lainnya, Ghulam Abbas, kereta itu butuh 20 menit untuk bisa berhenti. Beberapa penumpang mencoba menyalakan tanda bahaya untuk memberitahu masinis.
Selama itu sejumlah penumpang mencoba menyelamatkan diri dengan nekat melompat ke luar saat kereta masih melaju.
"Yang saya tahu beberapa dari mereka yang melompat akhirnya meninggal," kata Abbas.
Menurut pejabat perusahaan kereta api setempat, Shabir Ahmed, jasad para korban yang melompat ditemukan hingga jarak dua kilometer dari lokasi kereta berhenti.
Warga setempat yang melihat kejadian itu segera bergegas menghampiri sambil membawa ember berisi air.
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menyatakan turut berbela sungkawa terhadap kejadian itu. (ayp/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/36km3ZF
via IFTTT
No comments:
Post a Comment