Seperti dilansir AFP, Kamis (31/10), informan itu diduga merupakan orang kepercayaan Baghdadi. Dia juga anggota ISIS yang membantu Baghdadi kabur di Suriah dan menjadi pengawas lokasi persembunyiannya.
Menurut surat kabar The Washington Post, sumber itu berada di lokasi ketika pasukan gabungan menyerbu untuk menangkap Baghdadi. Dua hari kemudian dia dan keluarganya dijemput untuk pergi dari wilayah itu.
Dari informasi yang dikumpulkan, diduga informan yang merupakan simpatisan ISIS itu berbalik melawan gara-gara seorang kerabatnya tewas dibunuh anggota kelompok radikal itu. Dia disebut tahu secara rinci denah ruangan rumah yang dijadikan tempat persembunyian Baghdadi.
Informan itu diduga direkrut oleh intelijen Kurdi yang memantau pergerakannya selama beberapa pekan, sebelum memastikan informasi yang dia berikan. Informasi itu yang dijadikan dasar untuk menggelar operasi militer menangkap Baghdadi.
Intelijen yang mengejar Baghdadi menyatakan mencium jejak pentolan ISIS itu di desa Barisha, Idlib, Suriah. Jaraknya diperkirakan sekitar 15 menit dari perbatasan Turki.
Lelaki berusia 48 tahun itu bersembunyi di sebuah rumah tingkat, yang di bawahnya terdapat terowongan. Warga setempat mengatakan rumah itu adalah milik pengusaha bahan makanan bernama Abu Muhamad al-Halabi.
Padahal, wilayah itu dikuasai oleh kelompok milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Mereka terhubung dengan Al-Qaidah yang merupakan musuh ISIS.
Baghdadi dilaporkan tewas karena memicu bom yang dipasang di rompinya ketika terjebak di sebuah terowongan buntu ketika hendak kabur. Jasadnya saat ini dilaporkan dikubur di laut, persis seperti yang terjadi dengan mendiang pemimpin Al-Qaidah, Usamah Bin Laden.
Sehari kemudian, juru bicara ISIS, Abu Hassan al-Muhajir, dilaporkan tewas saat hendak ditangkap di Kota Jarablus, Suriah. Jaraknya sekitar 140 kilometer dari lokasi persembunyian Baghdadi. (ayp/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Py2yXv
via IFTTT
No comments:
Post a Comment