Kepala kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, mengatakan bahwa tentara kedua negara saling tembak artileri dan senapan mesin di dekat Assadiya.
"Baku tembak hebat pecah untuk pertama kalinya antara tentara Suriah dan Turki. Tembakan artileri Turki menewaskan lima personel rezim dalam bentrokan di pinggiran Desa Assadiya," ujar Rahman kepada AFP.
Merujuk pada laporan SANA, tembakan tersebut terjadi ketika pasukan polisi militer Rusia sedang melintas di daerah tersebut.
Saat ini, Turki dan Rusia memang sedang bersiap untuk melakukan patroli gabungan, sesuai dengan isi perjanjian antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Vladimir Putin.
Selama ini, kelompok-kelompok Kurdi memang terus menyerukan separatisme di Turki. Namun di Suriah, salah satu milisi Kurdi bekerja sama dengan AS untuk mendepak ISIS.
Hubungan AS dan Turki pun sempat memanas setelah Erdogan memutuskan untuk menggempur SDF di Suriah dua pekan lalu. Trump sebenarnya memberikan lampu hijau.
[Gambas:Video CNN]
Namun setelah dikritik Kongres, Trump berbalik mengecam Turki. Ia lantas mengirimkan wakilnya ke Turki untuk membahas kesepakatan gencatan senjata yang akhirnya berhasil.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, pasukan Turki berjanji akan berhenti menyerang selama proses milisi Kurdi keluar dari area di sekitar perbatasan Suriah dengan Turki.
Pasukan Kurdi keluar dari kawasan tersebut sebelum tenggat waktu berakhir. Turki pun memutuskan untuk tidak melakukan serangan lagi. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Nn5yDn
via IFTTT
No comments:
Post a Comment