"[Kami] akan mengirimkan nota diplomatik ke Indonesia sehingga mereka dapat segera bertindak untuk memadamkan api dan mencegah kebakaran berulang," demikian pernyataan Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia yang dikutip Reuters.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut dari internal pihaknya mengenai nota protes tersebut.
"Di internal Malaysia juga ada pertanyaan. Nota diplomatik yang mengeluarkan adalah Kementerian Luar Negeri, bukan kementerian di luar itu," ujar Teuku kepada CNNIndonesia.com.
Teuku sendiri belum mendapatkan informasi lebih lanjut Kemlu RI sudah menerima nota yang dimaksud oleh Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia tersebut.
Belum diketahui pula wilayah Malaysia yang terkena dampak asap akibat karhutla di Indonesia. Namun pada akhir Agustus lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memang mengakui bahwa asap akibat karhutla di Riau berpotensi masuk ke Malaysia dan Singapura.
"Kecepatan anginnya 5-35 kilometer/jam," ujar Vivi di Tanjungpinang, seperti dikutip dari Antara, Rabu (21/8).
Saat itu, BMKG mendeteksi ada 40 titik panas di Riau terpantau dari satelit Terra Aqua dan Suomi NPP. Menurut Vivi, jumlah titik panas ini berpengaruh pada potensi asap yang masuk ke Malaysia dan Singapura.
"Titik panas di Riau masih banyak. Semakin banyak titik panas, maka semakin tinggi potensi asap masuk ke dua negara itu," katanya.
Sementara itu, di wilayah yang berbatasan darat dengan Malaysia, yaitu Kalimantan, terdeteksi 6.312 titik panas terhitung hingga hari ini. Angka ini melonjak 2.694 dalam kurun waktu satu hari.
Di Sampit, Kalimantan Tengah, kabut asap akibat karhutla juga masih mengganggu aktivitas masyarakat. Jarak pandang di Kota Sampit bahkan dilaporkan sangat terbatas, termasuk di bandara.
"Pagi ini jarak pandang di sekitar Bandara H Asan hanya 50 meter," ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Haji Asan Sampit, Nur Setiawan, sebagaimana dikutip kantor berita Antara. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZTXPRE
via IFTTT
No comments:
Post a Comment