Seorang pejabat militer Korsel menuturkan hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran virus demam Afrika atau African swine fever yang terjadi di Korsel belakangan ini.
Sumber tersebut menuturkan sejumlah pasukan dan peralatan yang biasanya digunakan untuk berjaga-jaga menghadapi provokasi Korut kini dikerahkan untuk memantau dan menjebak babi hutan yang diduga membawa virus demam tersebut.
"Kami tidak bisa menembak mereka karena itu akan melanggar perjanjian gencatan senjata (antara Korut-Korsel pada 1953)," kata pejabat tersebut kepada Reuters.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Roh Jae-cheon, mengatakan pihaknya telah mengerahkan 1.173 personel dan 166 kendaraan dekontaminasi ke tujuh wilayah di DMZ.
Roh menuturkan lebih dari 300 tentara Korsel dan 40 truk dekontaminasi dikerahkan di sepanjang jalan dan pos pemeriksaan dekat perbatasan untuk mengendalikan penyebaran virus.
"Tidak ada kasus babi hutan menyebrangi perbatasan dari Korut ke Korsel di DMZ. Tidak ada upaya memasuki pos-pos pemeriksaan dan tidak ada babi hutan yang ditembak mati di dalam DMZ," kata Roh.
Roh mengatakan pihaknya juga telah mensterilkan seluruh penjaga, peralatan, hingga kendaraan yang beroperasi di kantor pehubung Korut-Korsel di Keasong.
Otoritas Korsel menemukan kasus pertama demam Afrika sekitar pekan lalu. Hingga saat ini, Seoul telah menemukan total tujuh kasus African swine fever.
Hal itu pun mendorong pihak berwenang Korsle untuk meningkatkan langkah-langkah desinfeksi.
Dikutip Reuters, meski sumber wabah belum terkonfirmasi, tetapi virus demam Afrika telah ditemukan di sebuah peternakan babi di dekat perbatasan dengan Korut.
Korut sendiri telah melaporkan penyebaran wabah demam Afrika ke organisasi dunia yang bertugas menangani penyakit hewan.
Wilayah DMZ merupakan wilayah militer paling panas di dunia. Zona perbatasan itu dipenuhi ranjau darat, kawat berduri, hingga alat pemantau berteknologi tinggi.
Hewan-hewan liar juga dikenal bersarang dan berkembang biak di wilayah itu.
Virus demam Afrika ini merupakan penyakit yang sangat menular dan berakibat fatl bagi hewan terutama babi. Meski tidak membahayakan manusia, otoritas Korsel terus melakukan langkah antisipasi menyusul bertambahnya jumlah kasus virus demam Afrika. (rds/dea)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2nbdbDy
via IFTTT
No comments:
Post a Comment