Trump merasa diperlakukan tidak adil karena tak pernah mendapat hadiah nobel padahal dia mengaku telah "berbuat" banyak untuk dunia.
"Saya akan mendapatkan hadiah nobel untuk banyak hal jika mereka membagikannya dengan adil, dan mereka tidak (adil)," kata Trump mengeluh.
Trump bahkan mengeluh bahwa pendahulunya, Presiden Barack Obama, mampu mendapatkan penghargaan paling bergengsi di dunia itu pada 2009 lalu tak lama setelah terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama AS.
Dikutip AFP, Obama mendapatkan hadiah itu atas "usaha luar biasa memperkuat diplomasi internasional dan kerja sama antara masyarakat" meski dia baru saja terpilih sebagai presiden.
"Mereka memberikan satu (nobel) kepada Obama segera setelah naik kursi kepresidenan dan (saya) tidak tahu mengapa dia mendapatkannya. Anda tahu? Itu adalah satu-satunya hal yang saya sepakat dengannya (Obama)," kata Trump.
Dalam kesempatan itu, Trump juga mengatakan dia tak khawatir terkait ancaman pemakzulan terhadap dirinya atas tuduhan bahwa ia berupaya menekan Presiden Ukraina, Bolodymyr Zelensky, untuk menyelidiki, eks Wapres AS Joe Biden.
Biden merupakan pesaing Trump dalam pemilihan umum 2020 mendatang.
"Benar-benar, sama sekali tidak (takut)," ujar Trump ketika ditanya apakah ia mengganggap serius ancaman pemakzulan itu dari sejumlah politikus Partai Demokrat.
Tudingan itu muncul setelah media lokal AS mengungkap bahwa seorang wistleblower telah mengajukan laporan terkait kekhawatiran mereka bahwa Trump berupaya menekan Zelensky dalam percakapan keduanya melalui telepon beberapa waktu lalu.
Trump membenarkan bahwa dia menelepon Zelensky dan membahas dugaan korupsi yang dilakukan keluarga Biden. Namun, ia membantah telah memberi tekanan terhadap Zelensky selama percakapan berlangsung.
"Kami melakukan percakapan di telepon dengan sempurna. Semua orang tau bahwa tuduhan itu hanya upaya pembunuhan karakter," kata Trump kepada wartawan. (rds/dea)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2mgsUAN
via IFTTT
No comments:
Post a Comment