Pages

Sunday, September 1, 2019

Israel vs Hizbullah, Bahrain Minta Warga Pergi dari Libanon

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Bahrain meminta warga negaranya untuk segera meninggalkan Libanon menyikapi perkembangan situasi keamanan yang meningkat akibat konflik Hizbullah dan Israel.

Seperti dilansir Reuters, Bahrain pun melarang warga negaranya untuk bepergian ke Libanon demi alasan apapun terkait situasi tersebut.

Hari ini, terjadi saling tukar melontarkan roket antara militer Israel di perbatasan utara negara tersebut ke perbatasan selatan Libanon yang diyakini basis Hizbullah, Minggu (1/9). Serangan roket itu diklaim sebagai balasan atas serangan roket yang diyakini dilakukan Hizbullah ke basis militer Israel sebelumnya.


Saat saling gempur terjadi, seperti dilansir AP, Perdana Menteri Libanon Saad Hariri dikabarkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo juga penasihat Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk meminta dua negara tersebut mengintervensi situasi yang terjadi.

Dalam serangan ke wilayah Libanon, rudal Israel dikonsentrasikan ke kawasan perbatasan yang dekat dengan desa Maroun el-Ras dan Yaroun.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya mempersiapkan segala skenario setelah perang terbuka yang terjadi di antara perbatasan dengan Libanon.

"Kita telah diserang oleh beberapa roket antitank. Kita telah meresponnya dengan 100 roket, tembakan mengarah ke kawasan dan beberapa serangan lain. Kami sedang berkonsultasi apa lagi nantinya," ujar Netanyahu dikutip dari Reuters.

"Saya sudah memberikan instruksi untuk mempersiapkan segala skenario dan saya akan memutuskan nanti tergantu perkembangannya," ujar Netanyahu.

Dalam saling tembak roket tersebut kelompok pejuang Hizbullah mengklaim telah berhasil menghancurkan kendaraan militer Israel, membunuh dan melukai serdadu di dalamnya. Namun, militer Israel membantah telah jatuh korban.

Hizbullah Libanon mengatakan operasi yang digelar hari ini dilakukan setelah dua pejuangnya tewas akibat serangan udara Israel di Suriah pekan lalu. Itu disinyalir dari pernyataan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Sabtu (31/8) tengah malam.

Seperti pula Netanyahu, Nasrallah tak mengindikasikan operasi Hizbullah tersebut merujuk berujung pada perang terbuka besar-besaran.

Terakhir kali Israel bertempur dengan Hizbullah adalah pada 2006 lalu yang berlangsung selama sebulan penuh. Apapun perang baru antara Israel dan Hizbullah diyakini akan berisiko mempelebar konflik di Timur Tengah.

(Reuters, AP/kid)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/34i4W9K
via IFTTT

No comments:

Post a Comment