Permintaan ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, di Jakarta pada Jumat (6/9).
"Kami ingin Indonesia mendesak semua pihak untuk menerapkan secara penuh JCPOA dan resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2231 yang menjamin program nuklir Iran bertujuan damai dan normalisasi hubungan ekonomi dengan Iran," ujar Zarif usai bertemu Retno.
Sebelumnya, Iran juga sudah menarik perhatian dunia karena memutuskan untuk melanjutkan pengayaan uranium hingga melebihi batas yang ditetapkan dalam JCPOA.
Iran memang bersumpah akan terus mengurangi komitmennya terhadap JCPOA jika negara-negara penandatangan kesepakatan tersebut tak membantu Teheran di tengah belenggu sanksi Amerika Serikat.
Sebagai timbal balik, negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran.
Namun, di bawah komando Presiden Donald Trump, AS menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir itu pada Mei 2018 lalu dan kembali menerapkan sanksi atas Iran.
"Tindakan AS untuk menerapkan kembali sanksi atas Iran, kami hanya bisa menyebutnya sebagai terorisme karena mereka menargetkan warga biasa di Iran. Mereka menimbulkan peperangan," tutur Zarif.
Menurut Zarif, dengan keputusan tersebut sebenarnya Trump juga melanggar resolusi DK PBB 2231 yang mengatur normalisasi hubungan ekonomi dengan Iran di bawah JCPOA.
"Sayangnya, Amerika Serikat tak hanya tidak menormalisasi hubungan ekonominya dengan Iran, tapi juga menghukum pihak lain yang menormalisasi hubungan ekonomi dengan Iran. Itu sangat tidak bisa diterima," katanya.
Retno sendiri mengatakan bahwa, "Secara prinsip, Indonesia ingin melihat bahwa kesepakatan JCPOA masih dapat dijalankan secara penuh dan efektif."
Zarif lantas memastikan bahwa Iran siap memegang komitmen penuh atas JCPOA jika semua pihak terkait sudah mengambil langkah serupa. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/34r40QD
via IFTTT
No comments:
Post a Comment