"Seperti yang diminta oleh Pemerintah Hong Kong dan Otoritas Bandara untuk menfasilitasi pengaturan kendali akses di bandara," demikian keterangan soal penghentian sementara itu, dikutip dari Reuters.
Menurut laporan, para demonstran bentrok dengan polisi pada malam sebelumnya. Sehingga mereka berencana mematikan rute perjalanan ke bandara pada hari ini, Minggu (1/9).
Pada Sabtu (31/8) kemarin, ribuan orang itu tetap nekat melakukan aksi. Padahal, sebelumnya polisi sudah mengeluarkan larangan untuk tidak berunjuk rasa di akhir pekan. Larangan dikeluarkan atas alasan keamanan publik. Pihak kepolisian Hong Kong lantas mengambil tindakan dengan menembakkan meriam air dan gas air mata ke arah demonstran yang berkumpul di depan gedung parlemen.
Kericuhan terjadi saat para pengunjuk rasa melakukan aksi bakar-bakaran, melemparkan batu dan mengarahkan laser ke polisi anti huru hara yang berusaha membubarkan mereka. Para pedemo juga berusaha menerobos barikade yang dipasang di depan gedung parlemen.Kepolisian mengeluarkan larangan unjuk rasa akhir pekan ini merujuk pada aksi-aksi sebelumnya, di mana demonstran tak hanya membawa "bahan bakar, alat untuk memblokade jalan, tapi juga bom bensin, bata, tombak, tiang baja, juga senjata buatan lainnya untuk menghancurkan properti publik, melanggar aturan sosial, dan melukai orang lain."
Awalnya kelompok pegiat Front Hak Asasi Manusia Hong Kong (CHRF) memang akan membatalkan rencana mereka setelah gagal mendapatkan izin dari kepolisian. Namun ternyata mereka tetap melakukan aksi protes meski tak mendapatkan izin.
Kelompok yang menggagas aksi demonstrasi damai pada akhir pekan ini juga telah mengalami penangkapan dan penganiayaan terhadap sejumlah tokoh aktivis.
[Gambas:Video CNN] (Reuters/eks)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2PzZGen
via IFTTT
No comments:
Post a Comment