Johnson mengatakan bahwa parlemen akan reses, kemudian akan kembali dibuka dengan pidatonya di hadapan parlemen pada 14 Oktober.
Dalam pidato politik rutin tersebut, Johnson akan menjabarkan garis besar agendanya selama masa kerja baru parlemen.
Pemerintahan Inggris memang biasanya diliburkan menjelang pidato kerajaan. Namun, situasi saat ini dianggap cukup genting karena menjelang tenggat Brexit.
Dengan keputusan ini, parlemen tak punya kesempatan untuk menjegal langkah Johnson yang ingin keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun. Johnson sendiri akan menghadiri pertemuan Uni Eropa untuk terakhir kalinya pada 17 Oktober.
"Tindakan ini benar-benar penuh skandal dan bertentangan dengan demokrasi kami. Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi," ucap Watson.
Juru bicara Partai Brexit Demokrat Liberal, Tom Brake, juga mengecam keputusan tersebut. Ia bahkan menyebut keputusan Johnson itu sebagai deklarasi perang.
"Ibu dari segala parlemen tidak akan membiarkan dia menutup parlemen rakyat di tengah keputusan besar yang harus diambil bangsa ini. Deklarasi perang tersebut tentu akan dilawan," tutur Brake. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2NMQReX
via IFTTT
No comments:
Post a Comment