"Presiden Xi menekankan posisi pemerintahannya yang tidak mengakui keputusan pengadilan arbitrase, juga menekankan bahwa mereka tidak akan berubah posisi," ujar juru bicara kepresidenan Filipina, Salvador Panelo, usai mendampingi Duterte bertemu Xi di Beijing, Kamis (29/8).
Di tengah kebuntuan ini, kedua pemimpin itu sepakat untuk tetap bekerja sama atas dasar kepercayaan satu sama lain, untuk menangani masalah di Laut China Selatan.
"Mereka juga sepakat untuk terus menjalin dialog secara damai demi menyelesaikan konflik ini," ucap Panelo sebagaimana dikutip Inquirer.
China memang mengklaim hampir 90 persen wilayah di Laut China Selatan yang tumpang tindih dengan daerah kekuasaan negara lain, termasuk Filipina.
Filipina di bawah komando pendahulu Duterte, Benigno Aquino, lantas mengajukan tuntutan ke PCA atas klaim China di LCS tersebut.
Di awal masa pemerintahannya, Duterte mengubah haluan negaranya menjauh dari Amerika Serikat dan mendekatkan diri ke China. Pada 2016, Duterte pun tak terlalu mempermasalahkan penolakan China.
Namun belakangan, Duterte mulai menunjukkan gelagat menjauh dari China dengan menantang berbagai keputusan Beijing di LCS. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/30LHWhl
via IFTTT
No comments:
Post a Comment