Kepala Departemen Kerja Sama Teknis Militer Rusia, Dmitry Shugaev, mengatakan dia berencana membahas kontrak penjualan sistem pertahanan rudal S-400 yang telah dibeli Turki.
"Minat yang besar telah terlihat tetapi masih terlalu dini untuk membicarakan negosiasi kontrak, belum ada pendaftaran, konsultasi masih harus dilakukan," kata Shugaev seperti dikutip Reuters, Kamis (29/8).
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, juga mengisyaratkan bahwa pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan tengah mencari alternatif jet tempur, setelah Washington menolak menjual F-35 ke Ankara.
"Kami memerlukan jet tempur perang. Jika kita tidak bisa membeli F-35, kami akan mencari alternatif-alternatif baru," kata Cavusoglu di Tallinn, Estonia, seperti dikutip kantor berita Anadolu dan dilansir AFP.
Rencana Turki membeli Sukhoi ini muncul setelah AS membatalkan kontrak pembelian jet F-35 dengan Turki. Pembatalan itu dilakukan AS sebagai bentuk kekecewaan lantaran Turki tetap melanjutkan pembelian sistem rudal S-400 dari Rusia.
Industri Pertahanan Turki (SSB) menuturkan S-400 tersebut akan beroperasi dengan cara yang ditentukan oleh otoritas terkait "setelah sistem senjata itu sepenuhnya siap."
SSB menuturkan pengiriman S-400 akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan menggunakan pesawat.
Lembaga Federal Rusia untuk Urusan Kerja Sama Teknis Militer membenarkan pengiriman S-400 tersebut kepada kantor berita TASS.
Mengutip sumber diplomatik militer Rusia, TASS melaporkan bahwa pesawat lainnya yang membawa sejumlah bagian S-400 akan berangkat ke Turki "dalam waktu dekat."
Tahap ketiga pengiriman S-400 yang terdiri dari 120 rudal dikabarkan akan melalui jalur laut "yang kemungkinan besar berlangsung pada akhir musim panas" tahun ini. (rds/ayp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2LdcCl3
via IFTTT
No comments:
Post a Comment