Reuters melaporkan bahwa para pengunjuk rasa itu memblokir pintu kereta dan menyuruh para penumpang untuk mencari moda transportasi lain.
"Kami tidak tahu sampai kapan kami akan di sini. Kami tidak punya pemimpin. Seperti yang Anda lihat, sekarang semuanya sudah menjadi gerakan massa," ujar salah satu pengunjuk rasa, Sharon.
Demonstrasi ini awalnya memang hanya menuntut pembatalan pembahasan rancangan undang-undang ekstradisi yang memungkinkan tersangka diadili di China.
Sejumlah demonstran di belakang Sharon pun berteriak, "Bebaskan Hong Kong!" dan "Waktu revolusi untuk kami!"
Demonstrasi ini pun menuai pro kontra dari para warga. Sebagian dari mereka menganggap demonstrasi ini sangat mengganggu.
"Ini sangat mengganggu, sungguh. Saya sedang terburu-buru ke tempat kerja, mencari penghidupan. Kalian mau memberikan gaji kalian untuk saya?" kata seorang pria bernama Liu.
"Gerakan ini meluas karena pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, tak mau bekerja sama. Dia tidak bekerja sama dengan rakyat Hong Kong atau mendengarkan permintaan mereka," kata Jason Lo.
Perusahaan operator kereta Hong Kong, MRT Corp, pun mengimbau warga untuk mencari moda transportasi lain.
Sementara itu, Menteri Transportasi, Frank Chan, menyerukan agar para demonstran berhenti memblokir jalur kereta yang menjadi alat transportasi sehari-hari bagi lima juta warga.
Namun, para demonstran bergeming. Mereka tetap bertekad melanjutkan rangkaian unjuk rasa yang sudah dimulai sejak dua bulan lalu.
Kebanyakan unjuk rasa berujung ricuh, hingga aparat harus menembakkan peluru karet, gas air mata, hingga melemparkan granat lunak untuk membubarkan massa. (has)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2SOhh09
via IFTTT
No comments:
Post a Comment