"Sebagian besar orang yang sudah menerima pelatihan edukasi telah kembali ke masyarakat dan pulang," ujar wakil pemimpin Xinjiang, Alken Tuniaz, sebagaimana dikutip AFP, Selasa (30/7).
Sempat menampik keberadaan kamp tersebut, China akhirnya mengakui bahwa mereka menahan jutaan warga minoritas Muslim, terutama dari komunitas Uighur, untuk mengikuti "program re-edukasi."
Pemimpin Xinjiang, Shohrat Zakir, mengatakan bahwa ada tiga topik penting yang diajarkan di kamp tersebut, yaitu hukum China, bahasa Mandarin, dan "makna agama yang sesungguhnya."
Namun, sejumlah warga yang pernah ditahan di kamp itu mengaku dipaksa untuk menanggalkan kepercayaan Islam mereka. Mereka juga dilarang mengikuti tradisi dalam ajaran Islam, seperti memanjangkan janggut.
from CNN Indonesia https://ift.tt/2OogILN
via IFTTT
No comments:
Post a Comment