"Saat timbang badan beratnya tidak sampai batas minimal sehingga tidak bisa bertanding," ujar pelatih gulat Indonesia Fathur Rahman ketika ditemui di sela arena gulat Asian Games 2018 di Assembly Hall, JCC Jakarta, Rabu (22/8).
Turun di kelas 87kg, pegulat asal Jawa Timur itu hanya berbobot 74kg saat timbang berat badan terakhir beberapa jam sebelum pertandingan, kurang 3,1kg untuk memenuhi persyaratan.
Sesuai regulasi, kata dia, berat badan pegulat yang turun di kelas 87kg harus di atas 77,1 kg dan tidak sampai melebihi 87kg.
Dengan tidak bisanya Lulut bertanding maka calon lawannya, Samat Shirdakov asal Kyrgyzstan dinyatakan menang tanpa bertanding.
"Menurut pelatih, kondisi Lulut diakuinya terlihat kurang maksimal saat mengikuti latihan di Bulgaria bersama seluruh atlet yang tergabung dalam tim gulat Merah Putih.
Selama hampir tiga bulan di sana, lanjut dia, berat badannya naik turun, bahkan usai kembali ke Tanah Air dan pemusatan latihan, tetap tidak ideal dan paling maksimal mencapai 75kg.
"Padahal kami sudah melakukan upaya, seperti cek ke dokter dan cek darah yang hasilnya normal, makan juga banyak, tapi tetap tidak bisa bertambah berat badannya," katanya.
Sementara itu, manajer tim gulat Indonesia Asian Games 2018, Gusti Randa, menyayangkan gagalnya Lulut bertanding karena faktor berat badan yang tidak sesuai dengan kelasnya turun.
"Iya dia tidak jadi tanding, padahal saat persiapan di awal tidak masalah, mungkin juga karena faktor pikiran dan psikologis," katanya. (F014).
Baca juga: Harapan tim gulat putri Indonesia raih medali pupus
Baca juga: Tim gulat Asian Games masuk fase latihan terakhir
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2018
No comments:
Post a Comment