Pages

Tuesday, October 1, 2019

Perdana, Polisi Hong Kong Tembak Pedemo dengan Peluru Tajam

Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, polisi Hong Kong menembak seorang demonstran dengan peluru tajam dalam unjuk rasa pada Rabu (2/10), ketika China sedang merayakan hari jadi ke-70.

AFP melaporkan bahwa polisi melepaskan tembakan dari jarak dekat ke arah seorang remaja berusia 18 tahun yang sedang ikut serta dalam demonstrasi di distrik Tsuen Wan.

Kepolisian mengatakan bahwa personel mereka tersebut mengaku dalam keadaan terancam karena demonstran terus menyerang aparat dengan senjata tongkat dan payung.

Personel kepolisian lainnya langsung menarik remaja itu ke pinggir dan memberikan pertolongan pertama sembari menunggu paramedis. Setibanya tim medis di lokasi, remaja tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit.

Hingga saat ini, belum diketahui kondisi remaja tersebut setelah menjalani perawatan di rumah sakit setempat.

Secara keseluruhan, polisi Hong Kong menahan lebih dari 180 orang dan melepaskan enam tembakan dalam demonstrasi pada Selasa ini.

Petugas medis melaporkan bahwa setidaknya 66 orang dilarikan ke rumah sakit di tengah aksi yang bertepatan dengan HUT China ini, dua di antaranya dalam kondisi kritis.

Para pasien ini menambah panjang daftar orang yang terluka dalam aksi protes berkepanjangan sejak tiga bulan belakangan.

Awalnya, para demonstran menuntut pemerintah mencabut rancangan undang-undang ekstradisi yang memungkinkan tersangka satu kasus di Hong Kong diadili di wilayah lain, termasuk China.

Para demonstran tak terima karena menganggap sistem peradilan di China kerap kali bias, terutama jika berkaitan dengan Hong Kong sebagai wilayah otonom yang masih dianggap bagian dari daerah kedaulatan Beijing.

Awalnya, para demonstran menuntut pemerintah mencabut rancangan undang-undang ekstradisi yang memungkinkan tersangka satu kasus di Hong Kong diadili di wilayah lain, termasuk China.

[Gambas:Video CNN]
Para demonstran tak terima karena menganggap sistem peradilan di China kerap kali bias, terutama jika berkaitan dengan Hong Kong sebagai wilayah otonom yang masih dianggap bagian dari daerah kedaulatan Beijing.

Pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, sendiri sudah memutuskan bakal membatalkan pembahasan RUU ekstradisi itu di parlemen.

Namun, para demonstran enggan berhenti menggelar demo karena tuntutan mereka sudah melebar hingga menggaungkan tuntutan agar Carrie mundur dan melepaskan Hong Kong dari China. (has)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2mQvRZA
via IFTTT

No comments:

Post a Comment